Selasa 01 Mar 2016 11:46 WIB

Teater Koma Merayakan 39 Tahun

Sutradara Teater Koma Nano Riantiarno tengah mengarahkan para lakon dalam persiapan pementasan lakon 'Semar Gugat'
Foto: dok: Image Dynamic
Sutradara Teater Koma Nano Riantiarno tengah mengarahkan para lakon dalam persiapan pementasan lakon 'Semar Gugat'

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini, 1 Maret 2016, Teater Koma berusia 39 tahun. Tentu bukan usia yang muda dan mudah bagi kelompok teater yang terus berusaha menghadirkan lakon dari panggung ke panggung ini.

Teater Koma kerap mengkritik kondisi sosial politik di Tanah Air dalam setiap pementasannya, membuat mereka kerap kali harus menghadapi tindakan pencekalan oleh pihak berwenang pada masa Orde Baru.

Beberapa pertunjukan teater yang didirikan di Jakarta pada 1 Maret 1977 ini pernah dilarang. Termasuk di antaranya lakon yang berjudul Suksesi, Sampek Engtay, Opera Kecoa, dan Maaf.Maaf.Maaf.

Namun itu tak menyurutkan semangat para pegiat seni panggung tersebut. Teater Koma juga tetap berkibar meski gelombang pasang surut pendanaan sempat menerpa. "Kami memiliki anggota yang setia, juga penonton yang setia," kata Nano Riantiarno, salah satu pendiri Teater Koma, tentang faktor kunci yang membuat teater itu bisa bertahan hingga kini.

Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Akademi Teater Nasional Indonesia atau ATNI Jakarta dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta ini menambahkan, dalam setiap lakonnya, Teater Koma melihat kebutuhan masyarakat. Mereka senantiasa memikirikan apa yang harus dilihat oleh masyarakat. 

Teater Koma dibentuk oleh 12 pekerja teater yang disebut sebagai angkatan pendiri. Mereka adalah Nano Riantiarno, Ratna Riantarno, Rima Melati, Rudjito, Jajang Pamontjak, Titi Qadarsih, Syaeful Anwar, serta Gini Goenarwan, Jimi B Ardi, Otong Lenon, Zaenal Bungsu, dan Agung Dauhanadalah.

Hingga usia 39 tahun, Teater Koma masih menjadi kelompok teater yang disegani di Tanah Air. Setiap pentasnya selalu dinantikan dan menyedot perhatian masyarakat pecinta seni.

Bergabung dengan kelompok teater tersebut bukan hal mudah bagi seorang pekerja seni. Teater itu menyeleksi dengan ketat para calon pemainnya, lalu memberlakukan masa percobaan selama enam bulan. Para pemain Koma juga wajib bisa menyanyi. 

"Di sini ada tujuh orang anak dari pemain, itu regenerasinya. Memang susah masuk Teater Koma, tetapi kalau belum diterima jadi pemain, bisa jadi kru dulu. Mental harus kuat," kata Nano menjelaskan.

 

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement