REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sejumlah pedagang di Pasar Badung hanya bisa menyaksikan asap bekas si jago merah yang melalap habis kios-kios mereka sejak Senin (29/2). Beberapa titik api yang tersisa di salah satu pasar tradisional di Bali itu baru bisa dipadamkan Selasa (1/3).
Seorang pedagang yang datang menyaksikan petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi adalah Wildan. Pedagang asal Pekalongan itu datang bersama istri dan bayinya, menyaksikan asap hitam mengepul keluar dari lantai tiga bangunan empat lantai itu.
“Kami baru tahu informasi kebakaran ini sekitar jam 21.00 WITA. Saat sampai, semua sudah terlambat,” kata Wildan dijumpai Republika.co.id, Selasa (1/3).
Wildan adalah salah satu pemasok kain dan busana batik di Pasar Badung. Dia memasarkan produk-produknya ke kios-kios pedagang yang lebih kecil. Belum seluruh produknya sudah dibayar tunai oleh pedagang. Kerugian yang diderita Wildan lebih dari Rp 20 juta.
Secara total ada 1.658 pedagang menggantungkan hidupnya di Pasar Badung. Lantai satu pasar induk ini ditempati 67 kios, lantai dua 113 kios, lantai tiga 121 kios, dan lantai empat sebagai kantor PD Pasar Denpasar. Jumlah los yang ada di lantai satu mencapai 817 los, lantai dua 298 los, dan lantai tiga 237 los.
Lantai pertama dan kedua didominasi pedagang yang berjualan campuran kebutuhan pokok, sementara lantai tiga didominasi pedagang grosir pakaian.
Wildan kini hanya berharap uluran tangan pemerintah untuk kelanjutan bisnis usahanya. Ia juga berharap pedagang-pedagang mitranya bisa mendapatkan bantuan segera supaya bisa menyambung hidup kembali.
Pemimpin PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Denpasar Setiadi Gunawan mengatakan lembaga-lembaga pembiayaan, sektor perbankan, dan pihak terkait yang menyalurkan bantuan permodalan untuk pedagang-pedagang di Pasar Badung akan melakukan restrukturisasi. Ini adalah kebijakan darurat yang diambil untuk menyelamatkan pedagang-pedagang yang menjadi debitur.
PMN Madani mendata ada 76 debitur yang terdampak kebakaran Pasar Badung dengan dana bergulir Rp 360 juta. Sebelumnya ada 400 debitur PMN Madani secara total di Pasar Badung dengan pinjaman maksimal Rp 10 juta per debitur.
“Ada pedagang ikan, pedagang sayur, juga pakaian yang lumpuh akibat kebakaran ini. Jumlah pinjaman mereka tak besar, namun dalam kesehariannya mereka sangat bergantung pada pembiayaan mikro,” katanya dijumpai terpisah.
Peninjauan restrukturisasi untuk debitur tersebut termasuk di dalamnya perpanjangan waktu pengembalian kredit atau penundaan pembayaran sampai batas waktu tertentu.