REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik mencatat sekitar 37.992 warga negara asing (WNA) masuk ke Indonesia dalam kurun waktu satu bulan untuk melakukan kunjungan singkat pada tahun ini.
Dari jumlah tersebut, 12.754 WNA di antaranya tidak bekerja, baik sebagai wisatawan mancanegara (Wisman) yang lanjut usia (lansia), pendidikan dan latihan (diklat), melakukan kunjungan rohaniawan atau penelitan.
Sementara WNA yang melakukan pekerjaan paruh waktu di bawah satu tahun mencapai 25.238 jiwa untuk bekerja di bidang kontruksi, konsultan, instruktur dan pekerjaan lainnya.
"Dibandingkan dengan Desember 2015 , WNA yang berkunjung untuk bekerja paruh waktu melonjak 73,46 persen," kata Kepala BPS, Suryamin dalam konferensi pers di kantor BPS, Selasa (1/3).
Suryamin menuturkan, jumlah WNA dibandingkan tahun lalu di waktu yang sama maupun akhir tahun 2015 memang sangat berbeda jauh. Di bulan Januari 2015 WNA yang masuk untuk bekerja paruh waktu mencapai 14.907 jiwa.
Angka ini justru menurun di bulan Desember 2015 yang mencapai 14.550 jiwa. Artinya dengan jumlah 25.238 jiwa di Januari 2016, angka ini meningkat 69,30 persen (year to year) dan 73,46 persen (month to month).
Dengan pertumbuhan kedatangan WNA yang cukup cepat di awal tahun 2016, Suryamin mewanti-wanti agar pemerintah lebih senditif terkait masyarakat ekonomi Asean (MEA) yang mengakibatkan melonjaknya WNA bekerja paruh waktu di Indonesia.
"Pemerintah harus mengantisipasi ini (MEA). Karena WNA yang bekerja paruh wakti naiknya tajam," lanjut Suryamin.
Namun Suryamin belum bisa memastikan lebih rinci kemana saja WNA yang bekerja paruh waktu berasal dari mana saja. Karena pihaknya baru merinci jumlah WNA yang masuk dan terdata di imigrasi.
"Ini hanya data dari imigrasi dan mereka yang masuk lewat pelabuhan-pelabuhan kecil. Kita belum sampai situ (merinci)," pungkas Suryamin.