REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ada enam syarat yang harus dipenuhi untuk memimpin Partai Golkar ke depan. Dan siapa pun bisa memimpin partai berlambang pohon beringin ini, asal bisa memenuhi beberapa syarat.
"Ya keenam syarat untuk memimpin Partai Golkar ini saya semua mempunyai terkecuali dana," kata calon Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham dalam silahturahim dengan pengurus Partai Golkar Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang digelar di Solo, Selasa (1/3).
Ia mengatakan, Golkar harus segera melakukan penguatan magnet politik. Jika magnet itu ada maka rakyat akan berduyun-duyun memilih Golkar dan partai-partai lain akan mencari untuk diajak berkoalisi. Magnet politik itu akan muncul jika kepemimpinan yang kuat dan itu akan tecermin pada sosok ketua umumnya.
Dikatakan bahwa syarat-syarat itu adalah kepemimpinan yang kuat. Pada dirinya melekat kompetensi serta kemampuan yang riil. Selain itu juga memiliki kematangan ideologi dan konseptual agar partai tidak diperjualbelikan demi kepentingan pribadi.
"Syarat kedua harus memiliki kemampuan konseptual dan punya basis akademik. Ini penting agar kalau ditanya wartawan ya ketua umumnya bisa menjawab sendiri, bukan timnya," katanya.
Ciri masyarakat Indonesia adalah paternalistik. Figur ketua umum melekat pada citra partai. "Kalau dalam debat di publik ketua umum tidak mampu menjawab, ketertarikan orang juga berkurang pada partainya," katanya.
Syarat ketiga adalah memiliki jaringan sosial politik yang kuat, termasuk hubungan baik dengan partai dan hubungan kuat dengan rakyat. Syarat keempat adalah integritas, disusul syarat kelima adalah rekam jejak dari yang bersangkutan dalam karier politik maupun catatan hukumnya.
"Ya syarat terakhir memang pendanaan. Ini memang perlu, mau tidak mau. Memang yang terakhir ini merupakan sisi kurang pada diri saya. Namun saya berkeyakinan kemerosotan Golkar terjadi seiring maraknya politik uang," katanya.
Di masa kepemimpinan Bang Akbar, Golkar bisa kembali menang Pemilu 2004 karena ada motivasi politik luar biasa. Namun setelah itu tidak ada kreativitas politik karena terjebak pragmatisme di dalam sehingga terus menurun.
"Karenanya bagi saya modal sosial politik lebih penting, bukan hanya uang," katanya. Idrus Marham sebelum melakukan silahturahim dengan para pengurus partai tersebut terlebih dahulu melakukan ziarah ke makam Presiden RI II Soeharto di Astana Giri Bangun Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.