REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keributan terjadi usai gelaran diskusi di salah satu stasiun televisi swasta, Selasa (1/3) malam. Dugaan upaya pemukulan serta pengeroyokan mewarnai pascaacara "Indonesian Lawyers Club" ("ILC") yang tengah mengangkat tema kisruh di tubuh PSSI. Salah seorang pendiri Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI) Partoba Pangaribuan dilaporkan menerima upaya pengeroyokan dari sejumlah oknum kelompok suporter tertentu.
Ketua FDSI Helmi Atmaja mengecam keras aksi brutal tersebut. Pihaknya menyebut aksi pengeroyokan sebagai tindakan kriminal. Terlebih, sambungnya, pihaknya mencium ada upaya pembungkaman terhadap aksi kritis para aktivis terhadap persoalan sepak bola dan PSSI.
"Kami mengutuk keras, kami juga menyayangkan ketiadaan pengamanan yang optimal kapada peserta diskusi," ujar Helmi, Selasa (2/3) dini hari. Pascainsiden, FDSI memastikan akan meneruskan kasus ini ke Kontras dan kepolisian.
Korban, Partoba Pangaribuan, menjadi narasumber dalam diskusi ILC dengan tema "PSSI, Antara Hidup dan Mati" tersebut. Dalam salah satu kesempatan, Partoba menyerukan pemerintah untuk lantang membentuk federasi sepak bola baru sebagai jawaban dari kisruh PSSI. Usai gelaran diskusi, sekelompok suporter melakukan penyerangan.
"Murni penyerangan," ujar Partoba.
Dalam insiden pengeroyokan tersebut, juga menjadi korban istri dari juru bicara Kemenpora, Gatot S Dewa Broto. Sang istri, yang menemani Gatot yang juga hadir sebagai perwakilan pemerintah, tak luput dari upaya penyerangan. Gatot menjelaskan, sang istri, yang terkena pukulan pada bagian lengan, berada tak jauh dari Partoba saat insiden terjadi.
"Saya sangat kecewa dengan insiden ini," ujar Gatot. Menurutnya, harus ada perlindungan yang optimal dari penyelenggara acara. "Semestinya kejadian ini tak perlu ada," ujarnya. Gatot memastikan siap menjadi saksi atas sejumlah insiden dan upaya pengeroyokan yang terjadi.