Rabu 02 Mar 2016 09:29 WIB

Perjuangan Kemerdekaan Jadi Contoh Jihad Sesungguhnya

Rep: C25/ Red: Achmad Syalaby
Mari kita meluruskan makna jihad, ilustrasi
Mari kita meluruskan makna jihad, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jihad dalam Islam belakangan sering disalahartikan. Kaum  teroris selalu menggunakan jihad sebagai pembenaran untuk melakukan aksi kekerasan.

Pengamat terorisme Nassir Abbas mengatakan jihad memang tidak bisa dilepaskan dari Indonesia yang berstatus sebagai negara dengan populasi Islam terbesar dunia. Selain itu, jihad memang telah dilakukan orang Indonesia terutama umat Muslim, pada masa penjajahan dengan melawan penindasan dari kolonial.

Ia menjelaskan kemerdekaan yang dimiliki dan hari ini dirasakan oleh Indonesia, memang diraih berkat tindakan jihad yang dilakukan oleh masyarakat. Namun, Nassir menegaskan jihad yang dilakukan kala itu memang jihad yang benar dan sebenarnya, yaitu melawan penjajahan yang dilakukan kolonial.

"Kita tak bisa lepaskan jihad, Indonesia merdeka karena jihad, jihad melawan kolonial," kata Nassir.

Mantan petinggi Jamaah Islamiyah, grup yang terkait aksi teror di Indonesia, menilai pemahaman akan jihad itu yang selalu digunakan teroris, untuk membenarkan tindakan mereka. Selain itu, lanjut Nassir, tentu saja pemahaman jihad yang salah turut dimanfaatkan untuk merekrut anggota.

Untuk itu, Nassir mengimbau setiap pemeluk agama agar memahami betul arti jihad dalam Islam, sehingga tidak terjebak perangkap pemahaman jihad yang salah. Menurut Nassir, sejumlah aspek penting untuk melakukan jihad wajib dipahami, seperti kapan, bagaimana dan siapa yang melakukan panggilan jihad. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement