Rabu 02 Mar 2016 11:15 WIB

NTB Siapkan Beasiswa Fakultas Kedokteran untuk 10 Santri

Sejumlah santri di sebuah pondok pesantren (ilustrasi)
Foto: Antara/Arief Priyono
Sejumlah santri di sebuah pondok pesantren (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiapkan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk beasiswa kuliah kedokteran bagi santri berprestasi dan mahasiswa pascasarjana untuk pegawai negeri sipil (PNS) dan umum.

"Kami sudah siapkan anggaran untuk beasiswa melalui APBD 2016," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Rosyadi Sayuti, di Mataram, Rabu (2/3).

Ia menyebutkan jumlah santri berprestasi yang akan diberikan beasiswa pada 2016 sebanyak 10 orang dengan syarat lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru di Universitas Mataram."Sebenarnya kuota hanya lima orang, tapi karena pada 2015 lalu kuota sebanyak lima orang tidak terpenuhi karena tidak ada santri yang lolos seleksi, akhirnya tahun ini kuotanya 10 orang," ujarnya.

Agar kuota terpenuhi, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan Universitas Mataram untuk mengadakan bimbingan belajar bagi calon potensial mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram dari kalangan santri. Pelaksanaan bimbingan belajar bisa dilakukan tiga bulan sebelum mekanisme seleksi digelar.

"Mudah-mudahan bisa terpenuhi kuota 10 santri berprestasi, kalau tidak, maka tahun depan lagi diseleksi," kata Rosyadi..Pemberian beasiswa kedokteran bagi santri berprestasi, kata dia, mengadopsi kebijakan Kementerian Agama, di mana ada beasiswa bagi santri di Fakultas Kedokteran.

"Tujuannya bagus, supaya santri tidak berpikir bahwa dia harus lanjut ke perguruan tinggi agama, tapi bisa berkiprah di universitas lain," ucapnya. Pemerintah Provinsi NTB, kata Rosyadi, berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui pemberian beasiswa, baik yang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dalam negeri maupun di luar negeri. Termasuk di negara kawasan Timur Tengah.

"Khusus untuk santri kami selalu alokasikan kuota sebanyak lima orang per tahun, tapi tahun ini 10 orang karena akumulasi dari kuota tahun lalu yang tidak terpenuhi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement