REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Arkeolog menemukan sejumlah kuburan tersembunyi di pemakaman yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi penduduk Australia pertama yang meninggal karena penyakit pes.
Kalangan ilmuwan menggunakan radar penembus bawah tanah untuk mensurvey pemakaman karantina pusat ketiga di North Head di Sydney. Karantina itu dioperasikan antara tahun 1830-an dan tahun 1984, dan kuburan ini dibuka pertama kali pada 1881.
Arsitek dari Warisan Yayasan Sydney Harbour, Libby Bennett mengatakan orang yang dimakamkan di pemakaman itu termasuk warga Sydney. "Ada orang-orang yang tinggal di Pyrmont dan The Rocks yang dimakamkan di sini," kata Bennett
Pemakaman tersembunyi ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi setidaknya 241 orang yang dimakam karena mereka meninggal dari penyakit termasuk influenza, penyakit pes dan cacar. Hasil awal penemuan ini menunjukkan jumlah sebenarnya dari orang yang dimakamkan di pemakaman ini jauh lebih tinggi.
Di antara kuburan yang ditandai adalah Thomas Riley Dudley, orang pertama yang meninggal karena wabah pes di Australia pada Februari 1910. Namun, tiang kayu yang pernah menandai makamnya sudah lama hilang.
Harbour Trust dan pendiri Yayasan Pemakaman North Head, Jenny Wilson mengatakan menarik untuk mengetahui cerita dari orang-orang yang dimakamkan di situs itu. "Orang pertama yang dimakamkan di kawasan itu meninggal karena cacar pada 1881. Orang kedua yang dimakamkan disitu adalah pria Aborijin. Dia meninggal dari cacar," kata Wilson.
Proyek ini dirancang juga untuk melindungi batu nisan, seperti milik anak berusia dua tahun bernama Iole Lakeman. Radar penembus tanah yang digunakan kelompok ini mengungkapkan adanya gangguan dalam tanah yang terlihat seperti kuburan tak bertanda.
Louise Steding, seorang arkeolog dari Swinburne Online, mengatakan mereka bisa melihat banyak dari mereka. "Tapi kami percaya ada banyak lagi makam dan kami ingin tahu berapa banyak," katanya.
"Tapi kami meyakini kalau ada banyak lagi makam disana dan kami ingin tahu berapa banyak jumlahnya. Kami juga meyakini jumlahnya akan melampaui jumlah yang tertera didalam catatan," ujarnya.
Dr Steding mengatakan jumlahnya bisa mencapai 100 makam yang tidak teridentifikasi di pemakaman. Dia mengatakan pertanyaan yang banyak muncul adalam darimana asal mereka.
"Mereka punya pemakaman yang lain, disini dan mereka merasa kalau makam itu ditelantarkan, tapi kami benar-benar percaya bahwa makam itu kemungkinan sudah digali dan mereka memindahkan jenazah mereka di sini, "katanya.
Proyek ini telah menerima lebih dari 100 ribu dolar AS hibah dari Program Perlindungan Tempat Bersejarah Nasional, Departemen Lingkungan Federal. Pemetaan bawah tanah dan pencitraan termal akan terus dilanjutkan tahun ini, sebelum pekerjaan konservasi dimulai untuk memperbaiki kuburan yang rusak.
sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-03-02/arkeolog-temukan-makam-penduduk-australia-pertama-yang-meninggal-karena-penyakit-pes/1553862
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement