Rabu 02 Mar 2016 14:47 WIB

Dituding Ahok Penyebab Banjir, Begini Reaksi Warga Bantaran Ciliwung

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Achmad Syalaby
Warga melihat alat berat menghancurkan bangunan tempat tinggal yang berada di pinggiran sungai Ciliwung kawasan Bukit Duri, Jakarta, Selasa (12/1).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga melihat alat berat menghancurkan bangunan tempat tinggal yang berada di pinggiran sungai Ciliwung kawasan Bukit Duri, Jakarta, Selasa (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masyarakat penghuni bantaran Sungai Ciliwung membantah tudingan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menyebut mereka sebagai penyebab timbulnya banjir di Ibu Kota. Warga beranggapan, adanya genangan air di sejumlah titik di Jakarta tidak sepenuhnya disebabkan oleh luapan air sungai.

"Seperti banjir yang menggenangi jalan raya sekitar sini beberapa waktu lalu misalnya, itu bukan disebabkan oleh luapan air sungai, melainkan karena saluran drainase jalan yang tidak lancar," kata warga RW 03 Kampung Pulo Jakarta Timur, Soleh (45 tahun), kepada Republika.co.id, Rabu (2/3).

Ia mengungkapkan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat pada akhir pekan lalu sempat mendatangi Kampung Pulo. Ketika itu, kata Soleh, orang nomor dua di Jakarta tersebut memastikan bahwa banjir yang menggenang di jalan-jalan raya bukan berasal dari luapan Sungai Ciliwung. 

"Pak Wagub (Djarot) juga tidak menemukan adanya tumpukan sampah di lingkungan permukiman warga di sini. Jadi, kalau kami dituding sebagai penyebab banjir, itu tidak benar juga," ucap Soleh.

Terlepas dari tudingan Ahok, lelaki itu tetap memuji program normalisasi Sungai Ciliwung yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Menurutnya, banjir yang sempat melanda sebagian area Kampung Pulo pada musim hujan ini lebih cepat surut dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Dulu, kata dia, setiap musim hujan datang, rumah-rumah warga yang berada di dekat sungai bisa dipastikan terendam banjir hingga setinggi 150 cm. "Tapi alhamdulillah, sejak adanya normalisasi, kondisinya sudah tidak separah itu. Kalaupun masih ada rumah yang kebanjiran, paling tingginya cuma sebetis orang dewasa. Itu pun airnya segera surut dalam hitungan jam," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement