Rabu 02 Mar 2016 21:06 WIB

2016, La Nina Diperkirakan Masih Terjadi di Indonesia

Rep: C36/ Red: Yudha Manggala P Putra
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL. Awan mendung menaungi kota Jakarta, Rabu (16/3). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan hampir 43 persen cuaca sekarang dipengaruhi pemanasan global dan selebihnya faktor alam seperti La Nina dan El Nino.
Foto: ANTARA/Rosa Panggabean
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL. Awan mendung menaungi kota Jakarta, Rabu (16/3). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan hampir 43 persen cuaca sekarang dipengaruhi pemanasan global dan selebihnya faktor alam seperti La Nina dan El Nino.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, mengatakan La Nina masih berpotensi terjadi di Indonesia pada 2016. Namun, pengaruh fenomena iklim yang menyebabkan hujan terus-menerus itu diakui akan berbeda di setiap daerah.

"Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tetap ada potensi La Nina secara nasional. La Nina akan memberikan pengaruh yang berbeda - beda di setiap daerah," ujar Willem kepada awak media di Jakarta, Rabu (2/3).

Karena itu, terkait penanggulangan bencana akibat dampak La Nina,  BNPB pusat tetap akan memberikan instruksi sesuai kondisi daerah masing-masing. Meski demikian, Willem mengingatkan agar BPBD di daerah tetap siaga mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor selama musim penghujan berlangsung.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun Republika dari laman resmi BMKG, tercatat mundurnya awal musim hujan 2015-2016 di 342 wilayah zona musim Indonesia. Dari seluruh wilayah itu, sebanyak 36 daerah mengalami hujan di atas rata-rata. Sebanyak 207 wilayah mengalami cura hujan normal dan 99 daerah lain mengalami curah hujan di bawah normal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement