REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi mengakui, Presiden Joko Widodo tidak senang karena situasi "saling serang" antarmenteri. Ini mengingatkan kembali pada beberapa kasus saling sindir pembantu presiden dalam jajaran kabinet kerja.
Dalam satu setengah tahun masa pemerintahannya, setidaknya ada beberapa kasus "saling serang" antarmenteri dan pembantu presiden, mulai dari berbagai program kebijakan hingga hal sepele.
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran Bandung Muradi mengungkapkan, ada setidaknya delapan kasus saling serang antarpembantu presiden di publik. Ini terjadi setelah Presiden Jokowi me-reshuffle kabinetnya pada pekan kedua Agustus 2015.
1. Silang pendapat antara Menteri Koordinator Maritim (Menko Maritim) Rizal Ramli dengan Menteri Negara (Meneg) BUMN Rini Soemarno pada pertengahan Agustus 2015. Ini terkait pembelian armada airbus A350 sebanyak 30 unit untuk maskapai Garuda Indonesia. Rini Soemarno saat itu berkeras bahwa pembelian 30 unit airbus dalam rangka peningkatan kinerja Garuda.
Namun, upaya ini dicegah oleh Rizal Ramli yang beralasan justru langkah ini akan membuat Garuda mengalami kerugian. Perbedaan pendapat ini pun menimbulkan perang pernyataan antara keduanya, Rini bahkan menanyakan kewenangan Rizal dalam hal ini.
Setelah menjadi polemik di publik, saling silang keduanya akhirnya berhenti setelah Presiden Jokowi menegur secara langsung Rizal Ramli melalui jaringan telepon pribadinya.