REPUBLIKA.CO.ID, Enam belas siswa di Sekolah Dasar Wongok di Ansan, Provinsi Gyeonggi, memiliki menu makan siang yang berbeda dari sekolah umum di Korea.
Sebagai Muslim, para siswa ini tidak makan daging babi dan daging lainnya yang dipotong tanpa menyebut nama Allah. Ketika waktu makan tiba, siswa ini pun hanya menerima tahu atau makanan lainnya yang mengandung protein sebagai makanan alternatif.
"Siswa yang ingin makan (makanan alternatif). Begitu juga orang tua. Kami ingin mengakomodasi permintaan mereka," kata kepala sekolah SD Wongok, Seo Min-Hyeo.
Seo juga mengatakan beberapa orang tua masih mengeluhkan anak-anak mereka tidak mendapatkan daging yang halal. Dia menjelaskan sekolahnya memiliki anggaran yang ketat dan tidak dapat memberikan apa yang diminta orang tua siswa.
Meskipun begitu, akhirnya sekolah menyediakan anggaran untuk mengakomodasikan daging halal. Inisiatif baik sekolah ini dianggap sebagai langkah positif. SD Wongok menjadi satu-satunya sekolah di Korea yang menyediakan daging halal.
Dengan langkah positif ini, diharapkan sekolah-sekolah lain di Korea juga akan melakukan hal yang sama. Pasalnya saat ini jumlah keluarga antar-ras di Korea sudah mencapai 800 ribu. Para ahli mengatakan pengalaman Wongok ini akan menunjukkan masa depan untuk sekolah-sekolah di Korea.
Pengalaman Wongok juga dapat memberikan contoh bagi pemerintah, yang telah ditangani dengan kebijakan untuk keluarga antar-ras selama hampir satu dekade, dikutip dari Korea Times.
Ikuti Whatsapp Channel Republika