REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan belajar mengajar di SDN 15 Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat (Barat) masih berjalan seperti biasa. Kendati para siswa dan guru tetap diliputi rasa was-was pascagempa berkekuatan 7,8 SR yang mengguncang sebagian besar wilayah Sumatra Barat pada Rabu (2/3) malam.
"Kalau kita tetap antisipasi, kewaspadaan tetap. Kita waspada," kata Kepala Sekolah SDN 15 Sikakap, Toni Jaluhu saat dihubungi Republika.co.id Kamis (3/3).
Ia mengatakan, kegiatan belajar mengajar masih tetap berlangsung karena peringatan terjadinya tsunami sudah dicabut Rabu malam. "Informasi tsunami dicabut, jadi kegiatan belajar mengajar tetap berjalan," ujarnya.
Selain itu, Toni menuturkan, kebetulan beberapa waktu lalu, sebanyak 180 murid kelas I sampai VI mendapatkan pelatihan kebencanaan dan evakuasi. Sehingga, sudah ada gambaran ihwal apa yang harus dilakukan jika bencana gempa dan peringatan tsunami kembali terjadi. "Jadi secara mental sudah dipersiapkan," jelasnya.
(Baca Juga: Warga Padang Berangsur Pulang ke Rumah Pascagempa)
Sampai saat ini, Toni melanjutkan, belum ada kerusakan signifikan di SDN 15 Sikakap. Ia berujar, gempa yang yang terjadi sekira pukul 19.41 WIB itu tidak begitu kuat dirasakan di Sikakap. "Hanya ada kecemasan bahwa ada informasi itu berpotensi tsunami, itu saja. Bangunan sampai saat ini aman," tuturnya.