REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT -- Partai Republik akan kembali melakukan debat publik pada Kamis (4/3). Mantan nominasi presiden dari Partai Republik Mitt Romney berencana untuk menegur kandidat unggulan, Donald Trump dalam pidato pada hari yang sama.
Miliarder AS Trump akan hadir bersama para rivalnya, Marco Rubio, Ted Cruz dan John Kasich dalam debat yang dipandu Fox News di Detroit. Ini akan jadi pertemuan pertama mereka sejak Super Tuesday yang memberi Trump momentum besar.
Romney (68 tahun) yang merupakan rival Presiden Barack Obama dalam pemilu 2012 itu akan berusaha menjegal langkah Trump menuju nominasi partai. Sumber dari keluarga Romney mengatakan ia sedikit khawatir dengan prospek Trump yang bisa menang lawan kandidat lain.
Menurut dua orang sumber yang dekat dengan mantan gubernur Massachusetts ini, Romney mendukung Rubio. Para pendukung pro-Romney diketahui berada di balik Rubio. Meski demikian, Romney tidak akan menyatakan dukungannya dalam pidato.
Ia rencananya akan menyampaikan pidato di Salt Lake City pada 10.30 pagi waktu setempat. Trump sudah beberapa kali mengkritik Romney. Menurutnya, Romney seharusnya mengalahkan Obama pada 2012. "Tapi ia membuat kesalahan hingga melenyapkan kesempatannya," kata Trump.
Debat di Detroit ini seharusnya jadi kesempatan bagi Rubio dan Cruz untuk menahan momentum Trump. Merekalah dua kandidat anti-Trump yang berpeluang besar sejak terus berada di posisi dua dan tiga.
Muncul rumor bahwa para pemimpin Republik akan mempersiapkan skenario dalam konvensi partai. Kekhawatiran kalah dari Demokrat bisa saja membuat mereka menghentikan langkah Trump sebagai nominasi dan memilih kandidat lainnya.
Baca juga, Donald Trump Usir Seorang Perempuan Afrika-Amerika.
Sejumlah pemimpin partai termasuk Ketua DPR Paul Ryan menentang kebijakan kontroversial Trump. Mereka juga mengkritik Trump karena kegagalannya dalam memperlakukan David Duke, pemimpin kelompok supremasi kulit putih, Klu Klux Kan yang mendukungnya.
"Biar saya jelaskan, Senat-senat Republik mengecam David Duke dan KKK, juga sifat rasial mereka," kata senator dan pemimpin mayoritad Mitch McConnel.