Kamis 03 Mar 2016 16:41 WIB

Harga Cabai Merah Tembus Rp 55 Ribu per Kilogram

Rep: Lilis Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
cabe merah
Foto: antara
cabe merah

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Harga cabai merah di pasar tradisional di Cirebon dan Indramayu makin meroket. Berdasarkan pantauan di Pasar Pagi, Kota Cirebon, Kamis (3/3), harga cabai merah sudah menembus Rp 55 ribu per kilogram. Padahal, sehari sebelumnya, harga cabai merah masih Rp 40 ribu per kilogram. "Naik lagi hari ini," ujar Romlah, seorang pedagang sayur di Pasar Pagi. 

Romlah mengatakan, harga Rp 55 ribu per kilogram itu untuk cabai merah kualitas bagus dan berukuran besar. Sedangkan, cabai merah yang ukurannya lebih kecil, harganya Rp 50 ribu per kilogram.

Menurut Romlah, para pelanggannya tak mau memilih cabai berkualitas bagus dan berukuran besar. Mereka lebih memilih membeli cabai merah berukuran kecil. "Yang penting bagi mereka bisa dapat cabai merah untuk membuat sambal," tutur Romlah.

Tak hanya mahal, lanjut Romlah, pasokan cabai merah juga sulit diperoleh. Dalam kondisi normal, dia biasa memperoleh pasokan dua karung cabai merah. Namun, sekarang hanya satu karung.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan, Kabupaten Cirebon, Ali Efendi, mengungkapkan, saat musim hujan seperti sekarang, produksi cabai merah petani berkurang. Akibatnya, harga cabai merah di pasaran menjadi tinggi. "Tanaman cabai merah banyak yang membusuk akibat diserang berbagai hama," kata Ali menerangkan.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Ali menyatakan, pihaknya akan memberikan bantuan kepada petani cabai merah. Adapun anggarannya sekitar Rp 1,2 miliar. Bantuan tersebut akan diberikan melalui kelompok tani yang ada di Kabupaten Cirebon. Sedangkan, peruntukannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kelompok tani. "Setiap kelompok tani nantinya akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 28 juta," kata Ali.

Ali mengakui, bantuan tersebut tidak cukup untuk seluruh kelompok tani cabai merah yang ada di Kabupaten Cirebon. Karena itu, akan dilakukan verifikasi terlebih dulu.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement