Kamis 03 Mar 2016 17:34 WIB

PKS: Kegaduhan Menteri Ganggu Proses Pembangunan

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI, Jazuli Juwaini
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI, Jazuli Juwaini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PKS di DPR, Jazuli Juwaini menilai konsentrasi pembangunan akan terhambat akibat kegaduhan yang ditimbulkan oleh para menteri di Kabinet Kerja sehingga diperlukan jiwa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam mengatasinya.

"Pemerintah tidak konsen dalam pembangunan karena menteri saling serang bukan mengimplementasikan program," katanya di komplek parlemen, Jakarta, Kamis (3/3).

Jazuli menyayangkan kegaduhan sering terjadi di dalam kabinet karena selama ini parlemen dan Koalisi Merah Putih (KMP) tidak pernah mengganggu pemerintah karena untuk harkat dan martabat masyarakat.

Menurutnya, pemerintah seharusnya fokus ketika DPR arif dan bijaksana, PKS bukan ingin mengganggu jalannya pemerintahan.

"Kami oposisi tidak pernah mengganggu jalannya pemerintahan hanya mengingatkan apabila program pemerintah tidak pro rakyat maka akan kami tolak," ujarnya.

Menurutnya, Presiden harus menunjukkan jiwa kepemimpinan sehingga apabila ada menteri saling serang di publik, seharusnya diselesaikan di internal kabinet.

Ia meminta Presiden menunjukkan kepemimpinannya dalam mengelola konflik diantara pembantunya agar tidak berdampak pada jalannya pembangunan.

"Kalau serius harus hentikan konflik kepentingan di pemerintahan dan kegaduhan harus dihentikan," ujarnya.

Jazuli menambahkan, pemerintah harus solid karena satu barisan dan satu suara serta apabila ada persoalan diselesaikan di internal, jangan disajikan ke ranah publik.

Menurut dia, apabila kebijakan pemerintah ditujukkan untuk kepentingan nasional maka tidak seharusnya menimbulkan kegaduhan di ranah publik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement