Kamis 03 Mar 2016 19:12 WIB

Fakta Tentang Gempa yang Mengguncang Mentawai

Rep: c36/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho saat memberi keterangan pers terkait gempa yang melanda kepulaan Mentawai, Sumatra Barat di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (3/3).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho saat memberi keterangan pers terkait gempa yang melanda kepulaan Mentawai, Sumatra Barat di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Geologi dan Geofisika Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nugroho Dwi Hananto mengatakan, gempa yang terjadi di Samudera Hindia pada Rabu (2/3) malam disebabkan pergerakan pada patahan kerak samudera.

Pihaknya menegaskan lokasi gempa terletak ratusan kilometer jauhnya dari pulau Sumatera. "Yang perlu diluruskan adalah gempa bukan terjadi di Kepulauan Mentawai. Letaknya di Samudera Hindia, tepatnya di antara Tinggian Wharton dan Tinggian Nineyeast di Cekungan Wharton," ujar Nugroho kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (3/3).

Secara spesifik, dia menjelaskan gempa pada Rabu malam disebabkan adanya pergerakan di patahan kerak samudera. Titik sumber gempa berada di dekat salah satu kerak samudera di Samudera Hindia.

Kondisi ini diduga berkaitan dengan gempa 8,6 skala richter yang terjadi pada 2012 lalu. "Diduga ada perubahan gaya pada kerak samudera akibat gempa pada 2012. Gempa pada 2012 pun berkaitan dengan patahan kerak samudera," lanjut Nugroho.

Baca juga, Enam Gempa Tercatat dalam Tiga Hari.

Dia lantas memaparkan adanya tiga penyebab utama gempa di Sumatera. Ketiganya yakni pergerakan pada patahan kerak samudera, pergerakan pada zona subduksi dan pergerakan pada sesar besar samudera.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement