Kamis 03 Mar 2016 19:52 WIB

Sepi, Demonstrasi Kelompok Sayap Kanan di Masjid London

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Masjid Pusat London
Foto: architectsjournal.co.uk
Masjid Pusat London

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON --  Hanya segelintir demonstran pendukung sayap kanan muncul dalam aksi di depan masjid terbesar London. Dilansir dari The Independent, Rabu (2/3), kurang dari sepuluh anggota kelompok sayap kanan Britain First mengikuti aksi di depan Masjid London Timur di Whitechapel, London, Inggris. Termasuk pemimpin kelompok, Jayda Franken, mereka melakukan protes Selasa (1/3) lalu.

Meneriakkan slogan "Kami ingin negara kami kembali" sambil membawa salib, selama 20 menit para demonstran berdiri di depan masjid. Aksi tersebut bubar setelah polisi tiba.

Walau tampak sepi dan tidak signifikan, pihak masjid pun mengkhawatirkan aksi kelompok sayap kanan tersebut. Beberapa kali mereka memprovokasi orang-orang yang lewat.

"Itu (demonstrasi kelompok kanan, red) sedikit membuat kami khawatir, sebab di dalam masjid tengah diadakan tur bersama sekelompok siswa," ujar juru bicara Masjid London Timur, Salman Farsi. "Suatu waktu mereka memprovokasi pejalan kaki yang melewati masjid, seseorang berani menentang langsung dan bertengkar dengan mereka, maka staf masjid ikut keluar untuk mengamankan mereka."

Video demonstrasi 'sepi' kelompok sayap kanan tersebut direkam seorang yang lewat dan diunggah di YouTube. Pengunggah menyatakan demonstrasi tersebut sebagai "protes yang malang lainnya dari Britain First di luar Masjid London Timur hari ini". Sebelumnya kelompok sayap kanan tersebut pernah masuk ke masjid dan menginjak-injak karpet dalam masjid, kemudian melarikan diri setelah polisi lalu lintas mendatangi kendaraan mereka yang diparkir secara ilegal.

Dalam demonstrasi tersebut Franken berdebat dengan petugas kepolisian. Franken mengejek polisi itu menyatakan pekerjaan mereka adalah mengganggu umat Kristiani yang berkhotbah di jalan. Bahkan menyerukan polisi itu adalah pengkhianat karena melawan umat Kristen di 'negara Kristen'.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement