Kamis 03 Mar 2016 22:56 WIB

Korban Travel Umrah Mulai Berani Lapor ke Kementrian Agama

Rep: ratna ajeng tejomukti/ Red: Muhammad Subarkah
 Jamaah haji berdoa saat mereka menyentuh Ka'bah, bangunan kubik di Masjidil Haram di kota suci Muslim, Mekkah, saat melakukan Tawwaf, gerakan anti-searah jarum jam di sekitar Ka'bah selama tahunan ziarah, yang dikenal sebagai haji, di Arab Saudi.
Foto: AP Photo / Mosa'ab Elshamy
Jamaah haji berdoa saat mereka menyentuh Ka'bah, bangunan kubik di Masjidil Haram di kota suci Muslim, Mekkah, saat melakukan Tawwaf, gerakan anti-searah jarum jam di sekitar Ka'bah selama tahunan ziarah, yang dikenal sebagai haji, di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang korban travel  yang berdomisili  di ibu kota, Syahrizal Herman (58 tahun), Kamis siang (3/3) memberanikan diri melaporkan masalah penipuan perjalanan umrahnya ke Kementerian Agama (Kemenag). Syahrizal yang berprofesi sebagai sopir rental ini mengaku gagal ke tanah suci yang dijadwalkan pada akhir tahun silam, yakni pada 22 Desember 2016.

"Saya malah sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta 22 Desember 2015, tapi ternyata tak diberangkatkan. Kami kemudian diinapkan di Hotel Ibis kemudian dipindah ke Hotel Top 11. Totalnya, kami malah menginap cukup lama di hotel tersebut, yakni dari tanggal 22 Desember sampai 30 Desember 2015)” kata Syahrizal di Kantor Kementrian Agama.

Menurutnya, kelompok jamaah umrahnya itu berjumlah 200 orang. Setiap jamaah telah dipungut biaya umrah sebesar Rp 17 juta. Meski sudah membayar, lanjutnya, para anggota jamaah oleh pihak travel ternyata tidak mendapat penjelasan secara detail mengenai kebutuhan saat umrah. Para anggota rombongan hanya disuruh menyiapkan persyaratan seperti yang tertuang dalam brosur.

‘’Kami pun tidak mendapat kepastian booking penerbangan, hotel, dan visa. Setelah mendaftar, kami hanya tinggal menunggu sampai hari keberangkatan,’’ ujarnya.

Syafrizal mengatakan rencananya akan berangkat bersama istrinya. Dia mengaku mengumpulkan  biaya umrah dengan cara  menabung selama tiga tahun. Akibat kegagalan itu, Syahrizal bersama 100 orang anggota jamaah umrah yang sempat akan pergi bersamanya itu  telah memutuskan untuk meminta uang kembali. Sementara itu, sisa jamah lainnya menyatakan tak meminta uang pengembalian, hanya menuntut agar segera diberangkatkan.

Menyinggung mengenai usaha yang dilakukan setelah gagak berangkat umrh, Syahrizal mengatakan telah berusaha menemui pimpinan pusat travel tersebut. Namun si pemilik sudah ditemui karena kantor travel itu ternyata telah pindah.Bahkan, meski telah mengajukan somasi ke polisi, namun tetapi tak ada tanggapan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement