REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang Indonesia rasanya tidak akan asing dengan nama Nasir Abbas. Ia merupakan mantan petinggi Jamaah Islamiyah, kelompok yang terkait sejumlah serangan teror di Indonesia.
Pengamat Radikalisme dan Terorisme, Nasir Abbas, mengungkapkan pengalaman gelap semasa menjalani masa tahanan, karena terlibat sejumlah aksi teror di Indonesia. Kala itu, terdapat satu pertanyaan yang tidak pernah lepas dari benaknya, adalah tentang Tuhan yang tidak membiarkannya mati.
Padahal, lanjut Nasir, ia merupakan salah satu orang yang paling dicari di Indonesia karena dianggap sebagai salah satu otak sejumlah ledakan bom. Bahkan, ia sempat mencoba bunuh diri saat ditangkap, dengan mencoba mengambil senjata dan melukai dua petugas kepolisian yang melakukan penangkapan.
"Saya sadar setiap kesusahan itu karena tangan kita sendiri, artinya ada yang salah dari yang saya lakukan," kata Nasir.
Nasir sendiri memang mengakui tidak melakukan aksi teror secara langsung, melainkan mengajarkan orang-orang di Jamaah Islamiyah tentang senjata. Namun, ia menyadari tindakan yang dilakukan tetap memberi andil dan terlibat aksi teror, terutama pengetahuannya.
Kini, kehidupan Nasir Abbas memang telah berubah drastis dari masa lalu, dan malah banyak membantu pihak berwajib ataupun pemerintah. Ia banyak disibukkan untuk membantu memberi pemahaman kepada masyarakat luas, akan berbahayanya radikalisme dan terorisme.