REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Pemerintah Maroko, Kamis (3/3) mengatakan, terduga anggota sel militan yang ditangkap pada pertengahan Februari merencanakan untuk melakukan serangan biologis.
Kementerian dalam negeri Maroko mengatakan, beberapa zat yang disita dari tersangka diklasifikasikan oleh organisasi internasional dalam kategori senjata biologis berbahaya untuk melumpuhkan dan menghancurkan sistem saraf. Senjata itu menyebabkan kematian.
"Anggota sel teroris telah menyiapkan zat-zat mematikan dengan maksud untuk menggunakannya dalam proyek-proyek teroris mereka di dalam kerajaan,’’ katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip laman Al Arabiya, Jumat (4/3).
Pada 18 Februari 2016, kementerian mengumumkan telah membongkar sel teroris 10 orang yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka merencanakan serangan di negara Afrika Utara.
"Para tersangka, termasuk seorang warga Prancis yang ditangkap di beberapa kota,’’ kata kementerian itu.
Namun, kementerian tersebut tidak memberikan keterangan lebih lanjut tentang identitas mereka. Maroko siaga menghadapi serangan mematikan seperti yang diklaim oleh ISIS di Tunisia tahun lalu yang menewaskan
59 wisatawan asing.
Sebuah studi oleh Soufan Grup yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Desember, setidaknya 1.200 penduduk Maroko melakukan perjalanan untuk berjuang bersama ISIS di Irak dan Suriah dalam 18 bulan terakhir.
Baca juga, Ingin Retas Google, ISIS Salah Sasaran.