REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan ada empat paham yang berpotensi mengikis dan bahkan merusak Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
"Ada empat paham yang akan masuk mengganti Pancasila. Liberal, komunis, sosialis, kemudian radikal Islam," katanya di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (4/3).
Ia menekankan bahwa paham-paham tersebut bisa membubarkan prinsip dasar Pancasila apabila terus berkembang di Indonesia.
Namun Ryamizard menegaskan tidak mengatakan paham liberal, komunis, dan sosialis buruk, melainkan tidak cocok apabila diterapkan di Indonesia.
"Liberal siapa yang bilang jelek? Dia bagus di daerahnya. Amerika kalau tidak pakai liberal tidak akan sekuat ini dia. Komunis di Tiongkok bagus, tapi di sini nggak cocok," jelasnya.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat 2002-2005 tersebut menjelaskan bahwa Indonesia memiliki budaya gotong royong yang lekat di masyarakatnya dan sudah tertuang di Pancasila.
Sementara paham radikal disebutkan sebagai ancaman yang baru-baru ini berkembang di Indonesia dan tidak dapat ditolerir.
"Sejak zaman Majapahit, Sriwijaya, enggak ada itu bunuh diri. Mulai dari (tragedi) bom Bali saja itu masuk dari sana," ujarnya.
Ryamizard menambahkan, penyebaran paham radikal semakin berkembang mengikuti kemajuan teknologi. Penyebaran paham yang dulunya melalui media perkumpulan di daerah-daerah kini berubah melalui media digital seperti internet.