REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai perubahan Indonesia dapat diperoleh jika masyarakat percaya dengan birokrat, politisi dan partai politik. Lewat duetnya bersama Heru Budi Hartono di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017, ia optimis hal itu dapat diraih.
Menuru Ahok, sapaan akrabnya, setiap pesaing mengorek kelemahan lawannya. Namun Ahok optimis Heru merupakan sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bersih.
Tercatat Heru adalah Kepala Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD). Di sisi lain, Djarot Saeful Hidayat tak kunjung memperoleh restu PDIP untuk mendampingi Ahok lagi. Sehingga Ahok harus secepatnya memperoleh sosok Cawagub.
"Jadi begitu kamu muncul (di Pilgub) semua wartawan, semua pesaing, semua calon, pasti akan mencari boroknya PNS dong. Kalau PNS ada borokkan kan bisa dikeluarin. Tau-tau ada kasus UPS lah, USB lah," ujarnya kepada wartawan, Jumat (4/3).
Sementara itu, Ahok menilai ingin menggandeng Heru demi mewujudkan cita-citanya membawa perubahan bagi bangsa. Menurutnya, masalah yang dialami Indonesia adalah minimnya kepercayaan rakyat pada pemerintah. Sehingga ia berupaya merubah citra pemerintah yang korup dan pemalas.
"Kalau nanti 2019, saya harap, seluruh Indonesia, terutama warga DKI juga belajar ada parpol yang baik. Yang akan mencalonkan orang tanpa uang mahar. Kalau tiga kepercayaan ini terkumpul kembali, maka bangsa ini akan kuat," ujarnya.
Baca juga, Ini Lawan yang Disebut Bisa Menyaingi Ahok di Pilkada DKI 2017.