Jumat 04 Mar 2016 15:43 WIB

Mengapa Kita Harus Mengambil Sanad Qiraah Alquran?

Rep: Sri Handayani/ Red: Achmad Syalaby
 Seorang wanita membaca kitab suci Alquran, saat menanti waktu berbuka puasa di lapangan Merdeka, Kuala Lumpur.   (EPA/Fazry Ismail)
Seorang wanita membaca kitab suci Alquran, saat menanti waktu berbuka puasa di lapangan Merdeka, Kuala Lumpur. (EPA/Fazry Ismail)

REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Pimpinan Pondok Quran Ustaz Hery Saparjan menjelaskan, pentingnya mengambil sanad qira'ah dari seorang pakar atau syeikh. Hery yang mengaku mengambil sanad dari Syeikh Umar al-Mirony al-Kurdy asy-Syafi'i dengan riwayat bacaan Imam Hafs 'an-Ashim dan Imam Syu'bah 'an-ashim ini menjelaskan, belajar sanad qira'ah agar bacaan tilawah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

"Mengapa kita harus belajar sanad qira'ah kepada seorang Syeikh? Agar bacaan dan tilawah Alquran kita sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW," ujar Ustaz Hery saat mengisi kajia bertajuk kajian Taklim Qurani di Masjid Raya Annur, Provinsi Riau beberapa waktu lalu.

Selain bacaan Alquran, Ustaz Hery berpesan agar para jamaah menjaga kualitas shalat seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satu sikap yang dicontohkan ialah memperlama berdiri dalam shalat. Ini memberi hikmah agar umat Islam memiliki banyak hafalan Alquran dengan kualitas yang baik dan benar. 

Dalam kajian yang diberikan, Ustaz Hery menjelaskan tentang orang-orang yang termasuk dalam keluarga Allah SWT. Menurut dia, Allah telah dikenal sebagai Dzat yang tidak beranak dan tidak diperanakkan. Namun, dalam sebuah hadis disebutkan, para ahli Quran menempati posisi sebagai Ahlullah (keluarga Allah). 

“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia," kata Rasulullah SAW. Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Alquran. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad)

Ustaz Hery memaparkan, yang dimaksud ahlul quran dalam hadis tersebut ialah orang yang beriman kepada Alquran. Mereka juga membaca, menghafal, men-tadabburi-nya, dan  mengamalkannya. Orang-orang seperti ini dianggap merupakan hamba Allah yang paling istimewa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement