Jumat 04 Mar 2016 16:09 WIB

Pertumbuhan Anggaran Pertahanan Cina Melambat

Parade militer Cina di Lapangan Tiananmen memperingati 70 tahun berakhirnya PD II, Kamis (3/9).
Foto: AP
Parade militer Cina di Lapangan Tiananmen memperingati 70 tahun berakhirnya PD II, Kamis (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Anggaran pertahanan Cina pada tahun ini hanya akan naik sekitar tujuh sampai delapan persen dari 2015, setelah hampir selalu meningkat dua digit dalam dua dekade terakhir, kata juru bicara parlemen Cina Fu Ying.

Kepastian angka anggaran belanja pertahanan tersebut akan disampaikan pada Sabtu. Perlambatan tersebut merupakan yang terendah sejak 2010, saat anggaran militer China hanya naik 7,5 persen.

Pada tahun lalu, belanja militer negara tersebut naik 10,1 persen menjadi 886,9 miliar yuan atau sekitar Rp 1.778 triliun. Angka tersebut hanya seperempat dari total anggaran untuk departemen yang sama di Amerika Serikat.

Pemimpin Cina sering menyatakan tingginya belanja modernisasi militer seimbang dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Namun pertumbuhan ekonomi Cina tahun lalu mencapai titik terendah selama 25 tahun terakhir dengan persentase 6,9 persen.

"Alasan yang sederhana dari perlambatan ini adalah pertumbuhan dua digit selalu sulit untuk terus menerus dipertahankan. Namun ada alasan lain. Upaya antikorupsi Cina membuat pengeluaran negara menjadi lebih efisien sehingga angkanya semakin kecil," kata Bonji Obara dari lembaga penelitian Tokyo Foundation.

Fu sendiri mengatakan keputusan anggaran belanja militer selalu didasarkan pada kebutuhan pertahanan, kondisi perekonomian, dan capaian pendapatan negara. Berita mengenai anggaran pertahanan Cina selalu diikuti oleh negara-negara lain mengingat jumlahnya yang sangat besar. Beberapa negara mengkritik Beijing karena kurang transparan soal belanja militernya.

 

Baca juga: Sejarah Hari Ini: Gempa Rumania Tewaskan 1.500 Jiwa

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement