REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe sepakat menghentikan pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Okinawa.
Sesuai dengan kesepakatan yang dicapai melalui mediasi pengadilan, pemerintah pusat Jepang harus menghentikan relokasi pangkalan militer AS sebagaimana diminta pemerintah daerah Okinawa. Awalnya, pemerintah pusat ingin memindahkan pangkalan udara Futenma yang menampung kekuatan angkatan udara AS ke wilayah yang lebih sepi penduduknya.
Dikutip BBC, Jumat (4/3), pengerjaannya pun telah dimulai dengan mereklamasi lahan dekat Kamp Schwab, pangkalan militer AS di Henoko, sebelah selatan Kota Nago. Namun, pemerintah daerah Okinawa dan masyarakat setempat menentang pembangunannya. Mereka ingin pangkalan itu ditiadakan sama sekali.
Setelah melalui mediasi pengadilan, Abe pun mengatakan bakal memerintahkan pengerjaan dihentikan. Akan tetapi, rencana pemerintah untuk merelokasi pangkalan udara Futenma ke Henoko tidak bisa dibatalkan. AS hingga saat ini menempatkan 26 ribu pasukan di beberapa pangkalan militer di Okinawa. Hal ini merupakan bagian dari perjanjian yang dibuat antara pemerintah AS dan Jepang seusai Perang Dunia II.
Namun, keberadaan militer AS di Okinawa selama berpuluh tahun membuat marah warga setempat. Penolakan makin kuat khususnya setelah peristiwa pemerkosaan seorang bocah perempuan berusia 12 tahun oleh sejumlah serdadu AS. Selain itu, warga mengeluhkan dampak lingkungan dari reklamasi lahan pangkalan-pangkalan militer AS.
Baca juga: Sejarah Hari Ini: Gempa Rumania Tewaskan 1.500 Jiwa