REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -– Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2016 yang diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia pada 8 hingga 15 Maret mendatang berlangsung tanpa keikutsertaan Provinsi DI Yogyakarta. DIY menjadi satu-satunya wilayah yang tidak melaksanakan PIN 2016.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DIY Sulistyo mengatakan ada beberapa alasan mengapa DIY tidak melaksanakan PIN. Pertama, dia mengatakan, karena sejak 2007 DIY sudah menggunakan Inactivates Polio Vaccine (IPV) dan cakupan Polio di DIY cukup tinggi dan merata (sekitar 98 persen).
"Hal ini juga didukung adanya hasil kesepakatan rapat koordinasi nasional pelaksanaan PIN Polio di Bogor 9-12 Februari 2016 yang menyatakan bahwa seluruh provinsi di Indonesia melaksanakan PIN Polio 8-15 Maret kecuali DIY," jelas Sulistyo.
Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Masalah Kesehatan, Daryanto Chadorie menambahkan, DIY dipilih untuk menggunakan IPV karena ada surveilen ke tempat pembuangan limbah terpadu di Sewon yang menyatakan tidak ada polio liar.
Lebih lanjut dia mengungkapkan ketidakikutan DIY dalam PIN Polio ini juga didukung dengan adanya surat dari Menteri Kesehatan Nomor PM0102/Menkes/530/2015 tertanggal 19 Oktober 2015 bahwa DIY tidak mengikuti serangkaian kegiatan PIN Polio, karena peralihan pemakaian vaksin trivalent oral polio vaccine (TOPV) ke bivalent oral polio vaccine (BOPV).
Terkait tidak adanya PIN DIY, Kepala Dinas Kesehatan juga sudah mengirimkan Surat Edaran kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se DIY. Menurut Daryanto, Inactived Polio Vaccine (IPV) adalah vaksin polio yang dibuat dari virus polio yang dimatikan. Untuk memperkuat kekebalan terhadap polio, maka PIN Polio perlu diterapkan dalam rangka eradukasi Polio 2020. Karena DIY sudah menggunakan IPV maka semua anak usia 2 hingga 59 bulan harus mendapatkan imunisasi Polio supaya mempunyai kekebalan terhadap individu serangan virus polio liar.
Karena di DIY tidak ada PIN Polio, apabila masyarakat DIY mendapat tamu dari luar DIY yang membawa anak balita (usia 0-59 bulan) dan belum mengikuti PIN pada 8 hingga 15 Maret, supaya segera membawa anaknya ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan lainnya yang berbatasan dengan DIY yang melaksanakan PIN. Seperti ke daerah Klaten, Muntilan, Magelang Purworejo, Wonogiri dan lain-lain untuk mendapatkan imunisasi polio oral (OPV).
Daryanto mengakui di DIY masih ada kelompok kecil yang belum sama persepsinya tentang pentingnya program imunisasi. Karena itu pihaknya masih terus berupaya melakukan sosialisasi untuk memberi pemahaman tentang pentinya imunsasi kepada masyarakat yang belum sama persepsinya tentang pentingnya imunisasi.