REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar harus dipimpin oleh generasi muda. Hal tersebut disampaikan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif. Dia mengatakan generasi muda yang bisa memimpin Partai Golkar itu harus memiliki keprihatinan tinggi terhadap pertai berlambang pohon beringin tersebut.
Menurut Ali, yang dimaksud generasi muda itu tidak identik dengan poros muda Partai Golkar yang selama ini menampakan jaringan kepengurusan hasil Munas Ancol. "Kira-kira adalah seorang tokoh baru dengan kesadaran keprihatinan yang luar biasa terhadap kenyataan, kalau sampai Golkar ini mati, kerugiannya bukan hanya Golkar, tapi Indonesia secara keseluruhan," kata Ali, saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (4/3).
Menurut dia, sejauh ini calon-calon yang muncul belum menampakan bahwa mereka memiliki keprihatinan yang tinggi terhadap partai yang identik dengan warna kuning itu. Ade Komarudin contohnya, ketua DPR tersebut masih terkait dengan Aburizal Bakri dan juga Akbar Tandjung.
Begitu pun Idrus Marham yang menurut dia harus bertanggung jawab atas kehancuran Partai Golkar saat ini. "Idrus Marham dan Akom (Ade Komarudin, Red) masuk dalam jaringan elit Golkar yang harus bertanggung jawab terhadap kerusakan Golkar selama ini. Yakni memimpin golkar secara seenaknya," ucap Ali.
(Baca Juga: Kepengurusan Baru Golkar Harus Membuat Kesepakatan Sejak Awal)
Dia menambahkan, tokoh-tokoh muda yang dirasa cocok untuk memipin Partai Golkar di antaranya Agus Gumiwang atau Airlangga Hartanto. Sebab, meski pun terkait dengan jaringan lama kepengurusan Partai Golkar, Ali menilai Agus Gumiwang memiliki keprihatinan yang tinggi, juga usianya masih muda.
"Airlangga Hartanto juga mungkin masih bisa diterima sebagai kelompok yang selama ini mempunyai keprihatinan, tapi belum terwadahi," kata Ali.