REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak kenal dengan tokoh animasi ‘Upin & Ipin’. Dibalik ceritanya yang lucu dan menggemaskan, ada seorang animator muda asal Indonesia yang turut berperan didalamnya.

Ia adalah Marsha Chikita Fawzi. Putri dari pasangan Ikang Fawzi dan Marissa Haque ini adalah seorang animator lulusan Multimedia University, di Malaysia.

Setelah berkarier di Malaysia, Chkita memutuskan untuk meninggalkan ‘Upin dan Ipin’ dan kembali ke Indonesia. Namun setelah kembali ke Indonesia, ia merasakan perbedaan yang sangat signifikan antara kedua negara ini dalam dukungan terhadap industri film animasi.

"Animasi di Indonesia itu kompleks. Jadi kalau di sini (Indonesia,red) sama di luar (Malaysia,red) itu jelas beda. Kalau di luar itu semuanya (sistem, industrsi,red) sudah jalan," ujar Chikita Fawzi saat ditemui beberapa waktu lalu. 

Ia melihat dunia animasi sudah menjadi tren di Indonesia saat ini. Hanya saja secara industri, dunia animasi masih dikuasai rumah produksi besar.

"Kita yang kecil-kecil harus survive (bertahan,red) dalam mencari investor besar,” ujarnya.

Saat ini ia hanya mampu memproduksi film animasi dalam durasi singkat ataupun iklan. Karena untuk membuat sebuah film memerlukan biaya produksi yang sangat besar. Dan dari penghasilannya tersebut, hanya mampu membiayai oprasional kantornya dalam jangka waktu sebulan sampai dua bulan. Sehingga ia harus memutar otak lagi untuk mencari project setelahnya.