REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Bocah Muslim berusia enam tahun dilarang naik pesawat. Dilansir dari The Independent, Sabtu (5/3), bocah bernama Syed Adam Ahmed asal Kanada selama berbulan-bulan kesulitan untuk terbang. Asal-muasal kesulitan yang dihadapi oleh Ahmed cilik karena namanya sama persis dengan terduga teroris yang tengah diincar oleh pihak keamanan.
Ahmed menjadi perbincangan dunia saat ayahnya, Suleeman Ahmed, mengunggah foto dalam post Twitternya. Gambar tersebut memuat sebuah layar komputer yang memperlihatkan putranya yang baru berusia enam tahun itu dikategorikan dalam orang-orang yang sedang dicari oleh pihak keamanan.
Menteri Keamanan Publik Kanada, Ralph Goodale menulis untuk keluarga Ahmed dan keluarga-keluarga lain yang menerima dampak kategorisasi tersebut. Goodale telah menjanjikan peningkatan efektivitas pengawasan dengan menghentikan pemeriksaan keamanan tambahan bagi anak-anak berusia di bawah 18 tahun. Namun faktanya, Jumat (4/3) lalu Syed cilik masih kesulitan untuk terbang.
"Anak kami yang berusia enam tahun masih dalam #NoFlyListKids (tagar menyatakan anak-anak dilarang terbang, red)," tulis ibu Syed, Khadija, dalam akun twitternya. "Masih diawasi di pemeriksaan online. Kapan ini akan berakhir?"
Saat itu Syed dan keluarganya akan terbang ke Edmonton untuk menghadiri pernikahan saudara mereka. Namun setibanya di Bandara Toronto Pearson, Syed lagi-lagi gagal melewati pemeriksaan online yang dilakukan pihak keamanan bandara.
Kementerian Keamanan Publik saat ini masih berusaha mencari cara untuk membedakan warga sipil biasa dari orang-orang yang memang terdaftar dalam catatan dilarang terbang terkait keamanan.