REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan pejabat tinggi (SOM) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang berlangsung di Balai Sidang Jakarta, Senayan, Ahad (6/3), berlangsung tertutup.
Seperti dikutip dari laman resmi KTT-LB OKI ke-5, konferensi internasional tersebut dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan pernyataan oleh Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri RI Hasan Kleib, kepala delegasi Palestina untuk SOM, serta Sekretaris Jenderal OKI Iyad Ameen Madani.
Usai pembukaan acara dilanjutkan dengan pembahasan adopsi agenda dan program kerja SOM, pertimbangan dan adopsi rancangan agenda dan program kerja rapat persiapan menteri, serta pertimbangan resolusi rancangan dan Deklarasi Jakarta tentang Palestina dan Al-Quds Al Syarif.
SOM akan diakhiri pukul 13.00 WIB, dilanjutkan dengan jumpa pers untuk menyampaikan hasil pertemuan.
Setelah istirahat siang, KTT-LB OKI dilanjutkan pertemuan tingkat menteri luar negeri (menlu) pada pukul 14.00 WIB dengan pidato pembukaan dari Menlu Retno LP Marsudi, Menlu Palestina Riyad al-Maliki, dan Sekjen OKI Iyad Ameen Madani.
Para menlu dari seluruh negara anggota OKI tersebut akan membicarakan adopsi agenda dan program kerja rapat persiapan menteri (Ministerial Preparatory Meeting), laporan SOM, serta pertimbangan dan adopsi rancangan agenda dan program kerja KTT, sebelum dilanjutkan dengan debat umum.
Acara berlanjut dengan pertimbangan rancangan resolusi dan Deklarasi Jakarta tentang Palestina dan Al-Quds Al Syarif, adopsi laporan rapat persiapan menteri, serta media briefing.
Di sela-sela KTT-LB OKI hari pertama Menlu Retno Marsudi direncanakan melakukan pertemuan bilateral dengan lima menlu negara OKI yakni Gambia, Afghanistan, Mesir, Tajikistan, dan Sierra Leone.
Indonesia menjadi tuan rumah KTT LB OKI ke-5 tentang Palestina dan Al Quds yang dihadiri 47 negara dari 56 negara anggota OKI, dua negara peninjau dan lima perwakilan negara anggota Dewan Keamanan Tetap PBB, serta utusan khusus PBB dalam Kuartet Negosiasi Palestina-Israel.