Ahad 06 Mar 2016 22:01 WIB

MUI: Indonesia Harus Dorong Negara Muslim Hentikan Konflik Sektarian

Rep: Amri Amrullah/ Red: Karta Raharja Ucu
 Menteri Luar Negeri anggota OKI melakukan foto bersama sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri saat KTT Luar Biasa OKI ke-5 di Balai Sidang Jakarta, Ahad (6/3). (Republika/Wihdan Hidayat)
Menteri Luar Negeri anggota OKI melakukan foto bersama sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri saat KTT Luar Biasa OKI ke-5 di Balai Sidang Jakarta, Ahad (6/3). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang menargetkan kemerdekaan penuh negara Palestina, ada hal lain yang tidak kalah penting menjadi fokus pembahasan bagi negara-negara Muslim. Hal penting itu adalah menghentikan konflik sektarian di antara negara Islam.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhyiddin Junaidi mengatakan konflik sektarian yang saat ini terus terjadi di negara-negara Muslim, khususnya di Timur Tengah telah menghambat upaya OKI mewujudkan kemerdekaan Palestina secara utuh.

"Konflik sektarian adalah rekayasa Yahudi Israel dengan tujuan utama, menciptakan kekacauan dan permusuhan sesama negara arab, sehingga kasus palestina terabaikan," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (6/3).

Karena itu, ia meminta Indonesia sebagai tuan rumah harus bisa menjadi pendorong bagi negara Arab hentikan konflik sektarian yang telah melemahkan dunia Islam ini.

"Indonesia mengambil inisiatif untuk jadi juru damai sesuai dgn politik bebas aktif. Kita punya modal besar untuk berkiprah di forum global," ujarnya.

Namun ia menekankan posisi dan netralitas Jakarta harus tetap terjaga dalam proses perdamaian ini. Karena setelah Arab Saudi, dan Iran, Turki juga sudah menjadi bagian dari negara yang saat ini ikut bertikai dalam konflik sektarian ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement