REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para kepala negara dan pemerintahan dari negara-negara yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) menyantap bubur kampiun, makanan khas Indonesia dalam salah satu menu makan malam di Balai Sidang Jakarta, Ahad (6/3).
Pada menu makan malam di hari pertama pertemuan KTT itu, kepala negara, kepala pemerintahan, dan delegasi menyantap hidangan makanan khas dan kaya bumbu Indonesia. Makan malam itu dihadiri Presiden Joko Widodo. Untuk menu utama makan malam, kepala negara dan pemerintahan menyantap nasi putih, udang dengan bumbu ragam rempah dan daun jeruk, cumi panggang dengan madu, tumis sayur daun dewa dengan bawang putih dan acar sayur.
Sedangkan pada makanan pembuka, hidangan yang disajikan adalah salad campur dengan kepiting soka goreng tepung saos jeruk. Selain itu, makanan lain yang dihidangkan adalah sup daging sapi dengan rempah dan bawang goreng, domba panggang dengan saos kari, sate maranggi, sate ayam.
Para delegasi dari masing-masing negara yang mengikuti KTT menyantap menu makanan utama dengan nasi biryani, yakni nasi yang dimasak bersama rempah-rempah, sayuran, atau daging, domba dengan saos kari dan yogurt, ikan barramundi panggang bumbu kecap, terong panggang balado dan acar sayur.
Pada menu pembuka, ada hidangan paprika panggang, salad campur dengan ayam gulung bumbu kuning. Dilengkapi dengan sup ikan asam pedas dengan belimbing wuluh. Untuk makanan penutup, para pemimpin dan delegasi negara-negara anggota OKI menyantap bubur kampiun dan dadar gulung.
KTT Luar Biasa OKI dihadiri oleh 55 perwakilan negara dan pemerintah OKI guna membahas dua dokumen soal Palestina dan al-Quds al Syarif (Kota Suci Jerusalem), yaitu dokumen resolusi dan deklarasi.
Konferensi diadakan pada 6-7 Maret 2016 di Jakarta. Dokumen resolusi akan berisi konfirmasi kembali negara-negara OKI dengan fokus Palestina dan Jerusalem yang menjadi lokasi Masjid Al-Aqsa.
Sementara itu, dokumen deklarasi akan lebih padat dan singkat, berisi mengenai langkah konkret ke depan untuk menindaklanjuti hal-hal yang disepakati oleh negara-negara OKI terkait dengan Palestina dan Yerusalem.
"Pertemuan hari ini adalah untuk memperkuat outcome dokumen yang akan dibahas para kepala negara-pemerintahan pada 7 Maret 2016. Selain itu, Pertemuan Luar Biasa OKI ini adalah bagian dari peran aktif Indonesia di dunia internasional sebagai pilar keempat prioritas politik luar negeri Indonesia," kata Menlu RI pada pernyataan pers seusai pertemuan luar biasa tingkat menteri ke-5 Organisasi Kerja sama Islam (PTM OKI) untuk Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.