REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Amerika Serikat Robert O Blake mengatakan keprihatinan dan rasa kagetnya akan kedatangan Presiden Sudan Omar al-Bashir ke Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) V di Jakarta. Sebab, menurutnya, al-Bashir sedang tersangkut sejumlah kasus sehingga tak semestinya bebas bepergian.
“Saya prihatin dan sedikit kaget Presiden Sudan Omar al-Bashir berani datang ke Indonesia untuk menghadiri KTT OKI. Seperti yang semua tahu, ia dituntut oleh Pengadilan Kejahatan Internasional atau ICC atas kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida, dan surat perintah penangkapannya masih belum tuntas,” ujar Blake dalam keterangan pers yang dikeluarkan Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, Senin (7/3).
Blake menambahkan, meskipun Amerika Serikat bukan salah satu anggota Statuta Roma, yang merupakan perjanjian untuk membentuk ICC, menurutnya, AS sangat mendukung upaya ICC menuntut pihak-pihak bertanggung jawab atas genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, serta kejahatan perang di Darfur.
Presiden Sudan Omar al-Bashir menghadiri KTT LB OKI sejak Ahad (6/3). Ia tampak menghadiri jamuan makan malam para delegasi. Senin siang, al-Bashir juga menggelar pertemuan bilateral dengan Preiden Joko Widodo di sela-sela KTT LB OKI. Namun, pertemuan itu berlangsung tertutup.
Baca juga, Hakim Afrika Selatan Perintahkan Bahsir Agar Ditangkap.