REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang keluar beberapa waktu lalu dinilai membuyarkan rencana tahapan pelaksanaan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Partai Golkar. Politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan, salah satu indikator terganggunya tahapan munaslub adalah tidak adanya kejelasan pelaksanaan rapat pleno DPP Partai Golkar hasil munas Riau.
Padahal, rencananya, rapat pleno DPP digelar sehari setelah rapat pengurus harian partai Golkar. Namun, hingga saat ini, tidak ada kejelasan kapan akan digelar rapat pleno pengambilan putusan hasil rapat pengurus harian.
“Tampaknya keputusan MA itu membuyarkan rencana itu, tiba-tiba rapat (pleno) ditunda, tak jadi digelar dan sampai saat ini belum jelas kapan memutuskan munas atau munaslub,” tutur Bambang Soesatyo di kompleks parlemen Senayan, Senin (7/4).
Padahal, lanjutnya, pelaksanaan munas atau munaslub seharusnya sebelum tahapan pertama pemilihan kepala daerah serentak di bulan Juni 2016. Dalam pidatonya di rapat pimpinan nasional Golkar, Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie juga telah menegaskan pelaksanaan munas dilakukan sebelum bulan Ramadhan atau sekitar bulan April sampai Mei. Lalu, di rapat pengurus harian partai Golkar sudah disepakati pelaksanaannya awal kemungkinan awal April hingga pertengahan.
Namun, pascaputusan MA yang menolak pengajuan kasasi Ketua Umum Golkar hasil munas Ancol, Agung Laksono, rencana itu menjadi tidak pasti. “Saya berharap munas tidak lama-lama, ketidakpastian ini mengganggu pilkada serentak,” tegas Bamsoet.
Saat ini, dua kubu sedang mencari solusi atas persoalan baru akibat putusan MA ini. Pihak Aburizal Bakrie dinilai meminta pengakuan kepengurusan Bali atas hasil putusan MA, namun, soal pelaksanaan munas untuk islah tetap dilaksanakan. Selain mengganggu tahapan pelaksanaan munaslub, penundaan rapat pleno DPP Partai Golkar juga mengganggu kerja-kerja tim sukses calon Ketua Umum Golkar.
Bamsoet yang menjadi tim sukses Ade Komaruddin juga mengaku kerja-kerja tim sukses sedikit terganggu dengan ketidakpastian pelaksanaan munaslub ini. Padahal, kata dia, pihaknya sudah mengunjungi 22 provinsi seluruh Indonesia dan mengumpulkan lebih dari 30 persen persyaratan dukungan untuk menjadi calon ketua umum partai berlambang pohon itu.
“Saya percaya Aburizal Bakrie mengambil keputusan yang bijak,” tegas dia.