Senin 07 Mar 2016 20:25 WIB

Donald Trump 'Islamophobia Awards' Versi Komunitas Muslim Inggris

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Donald Trump
Foto: AFP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Komunitas Muslim Inggris menobatkan calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebagai penderita Islamofobia terburuk di dunia. Dilansir dari TIME, Sabtu (5/3) pekan lalu gelar tersebut diberikan pada kandidat asal Partai Republik tersebut atas niatnya melarang Muslim masuk ke Amerika Serikat.

'Kemenangan' Trump tersebut diumumkan dalam 'Islamophobia Awards' di London. Event itu merupakan acara satir gelaran kelompok Organisasi Hak Asasi Islam (IHRC).

"Sudah cukup buruk seseorang dapat mengutarakan arogansi fanatis yang tidak bisa dimaafkan serta ujaran kebencian, tetapi yang paling menakutkan adalah Donald Trump didukung oleh sejumlah besar pemilih di salah satu negara adidaya," ujar Direktur IHRC, Massoud Shadjareh, melalui surat elektronik.

Saingan Trump dalam kategori penderita Islamofobia internasional termasuk aktivis sayap kanan asal Belanda, Geert Wilders, dan Tajikistan yang memulai kampanye untuk menghapuskan Islam konservatif. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mendapatkan gelar serupa di kategori dalam negeri.

Cameron dianggap sebagai penderita Islamofobia terburuk di Inggris atas komentarnya terhadap wanita Muslim sebagai 'secara tradisi tidak dapat berdiri sendiri' dan menjadikan hal itu sebagai alasan agar wanita Muslim diwajibkan mempelajari bahasa inggris.

Kelompok tersebut menyatakan penghargaan-penghargaan yang diberikan bermaksud untuk menumbangkan Islamofobia melalui komedi dan sandiwara modern. Selain itu secara berulang mereka hendak membahas sebuah isu serius dan signifikan melalui cara kreatif.

Pada 2015 gelaran satir IHRC tersebut mendapatkan kritik setelah memberikan gelar serupa pada majalah Paris, Charlie Hebdo. Menurut masyarakat mereka tidak sensitif karena gelar tersebut diberikan setelah 12 anggota redaksi majalah itu terbunuh dalam serangan teror. Namun Shadjareh menjelaskan penghargaan itu tidak terkait dengan aksi terorisme, tetapi lebih menyentil majalah satir tersebut yang menyatakan memiliki hak untuk mengolok-olok siapapun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement