Senin 07 Mar 2016 20:30 WIB

Cabuli Anak SD, Kakek Ini Bakal Dicambuk 175 Kali

Terpidana pelanggar peraturan daerah (qanun) Syariat Islam (tengah) menjalani hukuman cambuk di halaman Masjid Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, Selasa (1/3).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Terpidana pelanggar peraturan daerah (qanun) Syariat Islam (tengah) menjalani hukuman cambuk di halaman Masjid Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TAPAKTUAN -- Tersangka tindak pidana pencabulan Tar (52 tahun) mengakui  telah memperkosa korban di rumahnya di Desa Lhok Sialang Rayeuk, Kecamatan Pasie Raja, Tapak Tuan, Aceh.

"Saat itu, korban sedang menonton TV di rumah saya, lalu saya kasih uang Rp200.000. Kemudian saya ajak masuk kamar, dia mau masuk ke kamar saat itulah saya perkosa. Tidak benar kalau saya bekap mulutnya dengan kain, dan dia tidak berteriak," beber Tar di Mapolres Aceh Selatan, Senin (7/3).

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Aceh Selatan, Bripka AR Fadhly , menyatakan atas perbuatannya tersebut tersangka dijerat dengan pidana dan qanun. Untuk qanun jinayat, tersangka melanggar Qanun Nomor 6 tahun 2014 tentang hukum jinayat dengan ancaman hukuman cambuk paling banyak 175 kali.

Tersangka juga dijerat dengan pasal pencabulan, persetubuhan dan pelecehan seksual pasal 76 D UU RI Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI Nomor 23 tahun 2003 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun.

Pihak Polres Aceh Selatan menahan tersangka Tar (52) yang diduga telah memperkosa anak dibawah umur yang masih duduk di sekolah dasar di Kecamatan Pasie Raja. (Baca: Kakek Pemerkosa Anak SD Ditahan).

Kapolres Aceh Selatan AKBP Achmadi SIK melalui Kasat Reskrim Iptu Darmawanto di Tapaktuan, Senin mengatakan, setelah menerima laporan dari keluarga korban, pihaknya langsung mengamankan pelaku dan kini ditahan.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement