Senin 07 Mar 2016 22:28 WIB

Lihat Gerhana, Masyarakat Diminta Gunakan Alat Bantu

Pengunjung mencoba kacamata dan teleskop untuk melihat gerhana matahari di Planetarium dan Observatorium, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin (7/3). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pengunjung mencoba kacamata dan teleskop untuk melihat gerhana matahari di Planetarium dan Observatorium, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin (7/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pejabat pada Stasiun Geofisika Kotabumi Lampung meminta masyarakat untuk menggunakan alat bantu atau kacamata khusus untuk melihat gerhana matahari pada 9 Maret 2016.

"Masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena alam tersebut agar menggunakan alat bantu atau kacamata khusus, karena gerhana matahari yang terjadi di Lampung hanya sebagian bukan gerhana matahari total, dikhawatirkan jika tidak menggunakan alat bantu sinar matahari yang tajam dapat merusak mata," kata Kepala Stasiun Geofisika Kotabumi Lampung Joharman, di Bandarlampung, Senin (7/3).

Ia mengatakan bahwa menyaksikan gerhana matahari tidak bisa dilakukan secara langsung dengan mata telanjang karena berbahaya bagi penglihatan.

Saat gerhana mencapai puncaknya, kata dia, tidak terlalu berbahaya bagi mata karena saat itu langit menjadi gelap dan terlihat bintang-bintang. Justru yang paling berbahaya adalah setelah gerhana berakhir dan sinar matahari akan terlihat sangat terang.

"Saat itulah yang paling berbahaya bagi mata. Makanya pada saat setelah gerhana, tidak diperbolehkan melihat kearah matahari secara langsung tanpa peralatan khusus," ujarnya.

Ia menambahkan, salah satu solusi untuk memantau gerhana yang aman, mudah, dan tentunya murah adalah dengan kamera lubang jarum.

Sementara itu, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengimbau kepada jajaran Pemerintah Provinsi Lampung dan seluruh masyarakat untuk melaksanakan Salat Gerhana. Salat rencananya akan dimulai pukul 06.00 WIB di Lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung pada 9 Maret 2016.

Gubernur juga mengimbau pada seluruh bupati dan wali kota beserta jajaran dan masyarakat untuk Shalat Gerhana di wilayahnya masing-masing. Hal itu mengingat pada 9 Maret terjadi gerhana matahari total yang melintas di sejumlah provinsi di Indonesia.

Tujuh kota di Tanah Air yang akan dilewati gerhana matahari total adalah Bengkulu, Palembang, Samarinda, Palu, Tanjung Pandan, Pangkalan Bun dan Ternate.

Adapun Jakarta dan kota lainnya seperti Padang, Bandung, Surabaya, Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado dan Ambon bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement