Senin 07 Mar 2016 22:32 WIB

Ratusan Ribu Balita Bekasi Jadi Sasaran Penerima Vaksin Polio

Bocah bermain disamping spanduk berisi ajakan kepada masyarakat untuk membawa anak mereka ke pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Puskemas Kota Gorontalo, Senin (7/3).
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Bocah bermain disamping spanduk berisi ajakan kepada masyarakat untuk membawa anak mereka ke pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Puskemas Kota Gorontalo, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat sebanyak 249.474 bayi dan balita di wilayah setempat menjadi sasaran pemberian vaksin polio selama penyelenggaraan Pekan Imunisasi Nasional Polio 8-15 Maret 2016.

"Kami menargetkan sanggup menyisir 95 persen dari total bayi dan balita yang ditetapkan sebagai sasaran PIN Polio," kata Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Bekasi Tetty Manurung di Bekasi, Senin (7/3).

Dia mengatakan pihaknya telah melaksanakan serangkaian upaya untuk merealisasikan target tersebut. Salah satunya dengan pembukaan sedikitnya 1.700 pos PIN yang disebar di seluruh Kota Bekasi.

Pos PIN yang didirikan tidak hanya berada di Pos Pelayanan Terpadu di lingkungan RT/RW atau Puskesmas di tingkat kelurahan dan kecamatan, tapi juga berada di Pos PIN tempat-tempat umum, misalnya terminal, stasiun, juga pusat-pusat perbelanjaan.

"Kami menawarkan kemudahan kepada orang tua dalam menjangkau Pos PIN. Sebab program pemerintah pusat ini sebisa mungkin diikuti seluruh anak yang berusia 0-59 bulan. Dengan membuka variasi lokasi keberadaan Pos PIN, harapannya orang tua ikut tergerak membawa anaknya untuk memperoleh vaksin Polio," katanya.

Tetty menambahkan, Pos PIN juga didirikan di RSUD Kota Bekasi, 38 RS swasta setempat, serta masing-masing satu di Markas Polresta Bekasi Kota dan Komando Distrik Militer Bekasi. Jauh hari sebelum digulirkannya PIN Polio, Dinkes Kota Bekasi sudah menggelar sosialisasi melalui pertemuan dengan warga.

Ia juga mengintensifkan sosialisasi seputar pemahaman masyarakat yang masih beranggapan vaksin haram sehingga menolak mengikuti imunisasi. "Kami sebarkan juga selebaran berisi fatwa MUI yang menyatakan vaksin halal, sehingga mengikuti imunisasi bukan perbuatan haram," katanya.

Selain perihal keyakinan, penolakan keikutsertaan pada program imunisasi juga muncul karena beberapa orang tua lebih mempercayakan kesehatan anaknya kepada dokter pribadi. Sehingga enggan membawanya ke Posyandu atau Puskesmas untuk memperoleh vaksin imunisasi.

Tetty menegaskan, PIN Polio kali ini diberikan serempak secara gratis kepada anak usia 0-59 bulan tanpa mempertimbangkan riwayat status imunisasi sebelumnya. "Jadi kalaupun bulan lalu sudah mendapat vaksin polio atau bulan depan dijadwalkan imunisasi polio, tidak masalah untuk mengikuti PIN karena sifatnya sebagai tambahan," katanya.

Tetty juga memastikan vaksin polio aman, sehingga orang tua tidak perlu khawatir anaknya justru akan sakit pascaimunisasi. "Kalau setelah divaksin anak rewel atau agak demam, itu reaksi wajar yang dialami tubuh, jadi tidak perlu risau," ujar dia.

Pencanangan PIN Polio tingkat Kota Bekasi rencananya dilakukan oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi beserta istri di Puskesmas Rawalumbu, Selasa (8/3/2016) pagi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement