REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah berakhir pada Senin (7/3) kemarin. Konferensi tersebut menghasilkan resolusi dan deklarasi untuk segera mewujudkan kemerdekaan Palestina, penghentian pembatasan akses ke Al-Quds al-Sharif, serta penolakan atas penjajahan Israel.
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini memberikan apresiasi atas sikap tegas dan komitmen Presiden Jokowi dalam menantang penjajahan Israel tersebut.
"Presiden Jokowi sangat tepat dalam bersikap dengan mendasarkan pada UUD 1945 yang menolak penjajahan di atas dunia serta mengulang komitmen Indonesia yang pernah digelorakan Presiden Sukarno untuk membantu rakyat Palestina memperoleh kemerdekaannya," ujar Jazuli, Selasa (8/3).
Presiden Jokowi, kata dia, telah mewakili sikap rakyat Indonesia selama ini dengan memberikan sinyal kuat agar negara-negara OKI bersatu mengefektifkan proposal perundingan. PKS juga mengapresiasi Jokowi yang menekan PBB untuk mengultimatum pendudukan Israel dengan batas waktu yang jelas.
"Selain itu, melakukan berbagai cara untuk menekan Israel, termasuk seruan untuk memboikot produk-produk Israel," ujarnya. Presiden Jokowi saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (KTT LB OKI) menyatakan, OKI harus menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah. "Sesuai tema KTT 'United For A Just Solution', OKI harus menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah," kata Presiden Jokowi di JCC Jakarta.
Ia menegaskan, OKI dibentuk karena adanya kebutuhan mendukung perjuangan Palestina. Untuk itu, kata Jokowi, apabila OKI tidak bisa menjadi bagian dari solusi Palestina, keberadaan OKI menjadi tidak relevan lagi. "Sekali lagi menjadi tidak relevan lagi," kata Presiden Jokowi mengulangi kalimatnya sebagai penegasan.