Selasa 08 Mar 2016 16:58 WIB

Gerhana Matahari Bukan Pertanda Bencana Alam

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Andi Nur Aminah
Dua petugas Lapan menyiapkan teleskop untuk pengamatan gerhana matahari total (GMT) di Jembatan Ampera, Palembang, Selasa (8/9).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Dua petugas Lapan menyiapkan teleskop untuk pengamatan gerhana matahari total (GMT) di Jembatan Ampera, Palembang, Selasa (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, gerhana matahari total (GMT) merupakan fenomena alam biasa yang sudah diatur oleh Allah SWT. "Gerhana ini sebagai tanda yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia atas kekuasaanNya," katanya, Selasa, (8/3).

Seperti diketahui, GMT diperkirakan terjadi pada Rabu (9/3) pagi. Dahnil mengatakan, gerhana matahari tidak terkait dengan kematian seseorang atau pertanda bencana alam atau hal-hal lain yang mistis dan syirik. Bahkan Nabi mengutuk umat yang memahami dan menafsirkan keberadaan gerhana karena alasan-alasan tersebut, sehingga melakukan ritual-ritual yang tidak disyariatkan dan cenderung syirik.

"Jadi umat Islam harus memaknai gerhana matahari sebagai ayat-ayat Allah yang memberikan pesan akan maha besar kekuasaan-Nya bisa mengatur alam dan isinya dengan elok."

Di tengah tantangan perubahan iklim saat ini, Dahnil mengatakan, gerhana matahari bisa dimaknai agar kita bersyukur dengan cara menjaga dan merawat alam serta tidak merusaknya. Sebab merusak alam berarti mengkhianati amanah yang Allah SWT titipkan kepada manusia yakni alam. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement