REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Andi Jap mengatakan, sejak tahun 2000 sampai saat ini, masih belum ada masyarakat Kalbar yang teridentifikasi terkena penyakit polio.
"Sejak tahun 2000 ke bawah, sampai sekarang kita belum menemukan ada masyarakat kita yang terkena polio. Namun, upaya pencegahan tetap kita lakukan, salah satunya dengan menyukseskan program PIN 2016," kata Andy saat pencanangan program PIN 2016 Kalimantan Barat, yang dipusatkan di Kabupaten Landak, Selasa (8/3).
Menurutnya, imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit yang sangat efektif dan murah. Anak yang mendapat imunisasi polio tercegah dari cacat, kesakitan, bahkan kematian yang disebabkan oleh penyakit polio. Dengan imunisasi ini, maka anak akan memiliki kekebalan terhadap virus polio.
"Makanya kita mengharapkan agar masyarakat bisa menyadari ini dan memberikan imunisasi kepada anak-anaknya agar memiliki kekebalan terhadap virus polio," katanya.
Dia menambahkan, penyakit polio disebabkan oleh infeksi virus polio yang sangat berbahaya dan cepat menjangkit pada anak-anak dengan menyerang susunan saraf. Untuk penularannya sejauh ini banyak disebabkan oleh kotoran manusia yang terkontaminasi.
Melalui kegiatan PIN polio selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 1995, 1996, dan 1997 serta imunisasi rutin kepada bayi dan balita, maka Indonesia telah berhasil memperoleh sertifikat bebas polio dari WHO pada bulan Maret 2014, lalu. Sementara itu, masih ada negara lain yang belum bebas polio, seperti Afghanistan, Pakistan, dan Nigeria.
"Perlu diketahui, angka cakupan imunisasi polio dosis keempat secara Nasional sudah di atas target 90 persen. Namun itu tidak merata di seluruh provinsi dan kabupaten/kota," katanya.