Selasa 08 Mar 2016 20:49 WIB

Humor Muslim Amerika Luruskan Pandangan Negatif

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Iklan Muslim Amerika
Foto: IBT
Iklan Muslim Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Serial iklan-iklan bernada humor mengenai Muslim Amerika Serikat dipasang pada 144 stasiun kereta bawah tanah di New York. Dilansir dari International Business Times, mulai Senin (7/3) kemarin iklan-iklan tersebut diperbolehkan untuk dipajang setelah tahun lalu publikasi serupa dilarang oleh Otoritas Transportasi Metropolitan karena dianggap terlalu mengandung konten politik.

Iklan-iklan tersebut awalnya diajukan pada pengawas transportasi November 2014 silam, untuk mempromosikan dokumenter bertajuk "Muslim Datang!". Dokumenter tersebut mengisahkan sekelompok komedian Muslim Amerika berkeliling negeri untuk melawan sentimen anti-Muslim.

Poster-poster berwarna cerah tersebut memuat gurauan-gurauan seperti "Fakta mengerikan tentang Muslim: Muslim punya resep fritatta yang lezat" dan "Waspadalah, Muslim mulai datang. Dan mereka akan menyerang dengan pelukan yang erat, hingga Anda harus menelepon nenek Anda dan mengatakan bahwa Anda menyayanginya."

"Poster-poster ini sangat dibutuhkan terutama saat ini. Antara 'pendaftaran Muslim' dan 'melarang semua Muslim', serta yang selalu kelihatan 'lihat teroris Muslim di acara televisi itu', kita hampir berada di puncak Islamofobia," ujar komedian pencetus program dokumenter tersebut, Negin Farsad.

"Kami hanya ingin menunjukkan bahwa Muslim dapat menjadi lucu, jenaka, dan penyayang untuk melawan semua pandangan negatif tersebut."

Komedian lain yang berpartisipasi, Dean Obeidallah, menjelaskan tujuan poster-poster jenaka tersebut adalah untuk memperlihatkan sisi lain seorang Muslim. Bukan wajah umat Islam yang selalu ditampilkan di media massa. Proyek ini ingin mengungkap wajah jenaka Muslim yang sama sekali tidak menakutkan. Obeidallah berharap dokumenter dan kampanye tersebut dapat membantu mengikis kesalahpahaman masyarakat tentang Muslim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement