REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menegaskan bahwa imunisasi itu halal dan meminta masyarakat tidak terpengaruh informasi yang beredar di media sosial bahwa vaksin yang digunakan mengandung babi.
"Saya buka Twitter dan bahkan di WhatsApp ada yang menyebar isu bahwa imunisasi haram karena mengandung bahan yang haram. Saya tegaskan itu tidak benar," katanya saat pencanangan PIN Polio di Puskesmas Sumberberas, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (8/3).
Ia juga menegaskan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan bahwa imuniasasi itu halal. Selain itu ia mengatakan semua pihak ingin agar anak-anak Indonesia tumbuh sehat yang salah satunya lewat imunisasi.
"Saya juga berkomunikasi dengan para tokoh agama agar dalam ceramahnya juga menyelipkan pesan bahwa imunisasi itu halal," ujar pejabat yang lama mengenyam pendidikan di pondok pesantren itu.
Menurut dia, imunisasi ke depannya juga dapat diintegrasikan dengan program penguatan sumber daya manusia di usia emas (0-5 tahun) yang kini sedang disiapkan oleh Pemkab Banyuwangi.
"Sehingga imunisasi ini sejalan dengan program pendidikan pranikah, pendidikan bagi ibu hamil dan 'parenting' yang kini sedang disiapkan semua modul dan program teknisnya," tutur Anas.
Kegiatan imunisasi, menurut dia, tidak sekadar kegiatan rutin, namun harus menjadi kampanye positif hidup sehat.
Dia berharap cakupan balita yang sudah divaksin polio di Banyuwangi pada 2016 bisa mencapai 100 persen, sama dengan capaian 2015 yang berhasil menembus 100 persen. Sementara pada 2014, cakupan imunisasi berdasarkan data hanya menjangkau 95 persen balita.
"Sementara untuk cakupan seluruh jenis imunisasi pada balita di Banyuwangi pada 2015 sebesar 98,5 persen. Ayo semuanya saling mengingatkan agar semua balita, 100 persen semuanya bisa mengikuti imunisasi," ujar Anas.
Dalam kesempatan itu, Anas bersama istri Ipuk Fiestiandani secara simbolis mengimunisasi salah seorang anak.
Program PIN Polio 2016 di Banyuwangi menargetkan 119.041 anak diimunisasi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono menambahkan, PIN dilaksanakan mulai 8-15 Maret 2015 di posyandu, puskesmas, polindes dan pos-pos yang didirikan di sejumlah titik strategis.
"Semua balita akan dapat imunisasi polio ini, baik yang belum maupun yang sudah diimunisasi polio, mereka akan divaksin juga," ujar dr Rio, panggilan akrab Lestariono.
Untuk memastikan semua balita mendapat imunisasi, lanjut dia, kader posyandu akan mengunjungi rumah sasaran balita dengan target seluruh sasaran.
"Kami sudah sosialiasasi lewat Forum Komunikasi Imunisasi, yang anggotanya terdiri dari kader PKK, organisasi kewanitaan, dan kader posyandu," kata Rio.