Rabu 09 Mar 2016 09:31 WIB

Ridwan Kamil: Gerhana Matahari Bentuk Kebesaran Allah SWT

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Foto: Amri Amrullah/Republika
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bersama warga melaksanakan Shalat Gerhana (kusuf) berjamaah di Masjid Raya Bandung, Provinsi Jawa Barat di kawasan Alun-Alun, Rabu (9/3) pagi.

Pelaksanaan shalat gerhana di mesjid raya itu belangsung pada saat puncak gerhana yang terjadi sekitar pukul 07.10 WIB. Meski tidak dapat menyaksikan gerhana matahari total atau hanya menyaksikan gerhana matahari sebagian, namun warga Kota Kembang cukup antusias.

"Fenomena alam gerhana matahari ini harus ditafakuri dan lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT. Ini sebagai bentuk kebesaran dan kekuasaan-NYa," katanya.

Ia menyebutkan, banyak hikmah dari fenomena alam yang terjadi. Seperti gerhana matahari total yang menunjukkan kebesaran Sang Pencipta yang menciptakan alam ini dalam sebuah keteraturan dan orbit yang tetap.

Pada kesempatan itu Ridwan Kamil mengapresiasi warga Kota Bandung yang cukup apresiatif untuk melakukan Shalat Gerhana yang digelar di masjid-masjid di Kota Bandung.

"Saya sangat senang warga Bandung berduyun-duyun untuk melaksanakan shalat gerhana di mesjid-mejid, termasuk yang datang ke Masjid Raya Bandung ini," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

Pada kesempatan itu Wali Kota Bandung juga menegaskan fenomena gerhana merupakan fenomena alam dan tidak bisa dikait-kaitkan dengan peristiwa atau kejadian yang bukan-bukan.

"Gerhana matahari adalah fenomena alam biasa, tidak ada kaitannya dengan peristiwa apapun yang bukan-bukan," katanya lagi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement