REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak ada rotan akar pun jadi. Tak ada kacamata khusus untuk melihat gerhana matahari, maka memanfaatkan foto hasil rontgent pun jadi. Itulah yang terjadi pada sebagian masyarakat Indonesia, Rabu (9/3) pagi ini, bertepatan dengan terjadinya fenomena gerhana matahari total di sebagian wilayah Tanah Air.
Ya, hasil foto rontgen memang dimungkinkan untuk menyaksikan fenomena gerhana matahari. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Tomas Djamaluddin mengatakan, selain hasil foto rontgen, ada beberapa barang yang bisa menjadi alternatif untuk melihat gerhana matahari.
"Bisa gunakan alat peredup lainnya. Misalnya, kacamata hitam pekat, isi disket, atau bagian hitam film rongent. Proteksi dengan kertas berlubang juga bisa dipakai. Cara tradisional dengan menggunakan pantulan air bisa digunakan karena air juga menyerap sebagian cahaya matahari," ujarnya Senin (7/3).
Di perumahan Permata Cilandak, Jakarta Selatan, warga berramai-ramai keluar kompleks dan menyaksikan terjadinya gerhana matahari meski hanya berlangsun sebagian di Jakarta. Widya misalnya, sudah menyiapkan hasil foto rontgen sejak malah hari. "Baca di berita, boleh pakai hasil foto rontgen jadi saya sudah siapin dari semalam. Karena kita nggak punya kacamata khusus," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (9/3).
Pemandangan ini cukup unik dengan keluarnya beberapa hasil foto-foto penyakit yang pernah diderita warga dan kemudian seolah 'dipamerkan' ke arah matahari. Terlihat ada hasil foto yang menunjukkan tengkorak kepala, foto tulang rusuk, foto kaki dan lainnya.
Di daerah lain, seperti Kota Makassar dan beberapa kota di Sulawesi Selatan, warga juga banyak yang melakukan hal yang sama. Mereka naik ke bagian atas rumah atau ke luar ke jalan sambil membawa hasil foto rontgen. Sambil mendongak ke arah matahari, berbekal foto rontgen, mereka bisa menyaksikan fenomena gerhana matahari.