Rabu 09 Mar 2016 10:30 WIB

Ribuan Warga Yogya Berkumpul di Tugu Saksikan Gerhana

Gerhana Matahari Sebagian (GMS)
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Gerhana Matahari Sebagian (GMS)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ribuan warga memadati kawasan Tugu Yogyakarta pada Rabu (9/3) pagi. Warga antusian untuk menyaksikan gerhana matahari, yang merupakan peristiwa langka dan pernah terjadi 33 tahun silam itu.

"Bahkan, sudah banyak warga yang datang ke Tugu sekitar pukul 05.30 WIB karena mereka tidak ingin melewatkan peristiwa langka ini," kata Kepala Kantor Pengelola Taman Pintar Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di sela kegiatan "Jogja Melihat Gerhana" di Yogyakarta.

Taman Pintar Yogyakarta bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta bersama komunitas Penjelajah Langit menggelar kegiatan Jogja Melihat Gerhana untuk menyaksikan peristiwa gerhana matahari.

Dalam kegiatan tersebut, penyelenggara menyediakan enam teleskop dan sejumlah televisi layar lebar serta menyebar 30 petugas yang membawa kacamata khusus untuk melihat proses terjadinya gerhana.

Warga bisa meminjam kacamatan khusus untuk melihat proses terjadinya gerhana matahari kepada petugas yang rutin berkeliling di tengah-tengah warga yang "menyemut" di sekeliling Tugu Yogyakarta.

Namun demikian, warga hanya dibatasi meminjam kacamata khusus tersebut selama sekitar 60 detik hingga dua menit. Sedangkan warga lain yang tidak sempat meminjam kacamata khusus gerhana bisa melihat proses terjadinya gerhana melalui televisi layar lebar yang telah disiapkan, meskipun ada satu televisi yang kerap mati.

"Kami berharap, kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa gerhana matahari bukan merupakan peristiwa yang dipenuhi oleh mitos. Tetapi ada penjelasan ilmiahnya dan warga tidak perlu takut terhadap peristiwa ini," jelasnya.

Bagi warga yang belum sempat menyaksikan peristiwa tersebut, bisa datang ke planetarium Taman Pintar untuk menyaksikan simulasi terjadinya gerhana matahari yaitu saat matahari tertutup bayangan bulan sehingga kondisi di bumi menjadi gelap.

Gerhana matahari yang terjadi di Yogyakarta bukan merupakan gerhana matahari total karena matahari hanya tertutup sekitar 83 persen oleh bayangan bulan sehingga saat puncak gerhana pada pukul 07.23 WIB kondisi tidak terlalu gelap.

Puncak gerhana berlangsung sekitar dua menit dan kondisi berangsur-angsur normal kembali. Sementara itu, Kepala BMKG Yogyakarta Tony Agus Wijaya mengatakan, warga Yogyakarta patut bersyukur dengan peristiwa gerhana matahari.

"Meskipun tidak terjadi total, namun cuaca saat terjadi gerhana cukup cerah. Di beberapa daerah yang mengalami gerhana matahari total, justru cuaca tidak mendukung karena hujan deras. Seperti yang terjadi di Kalimantan," katanya.

Ia menyebut, peristiwa langka tersebut pantas untuk dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tidak seperti yang terjadi pada 1983 karena warga justru takut dan bersembunyi di rumah.

"Dengan perkembangan teknologi, kita bisa merayakan hari yang istimewa ini secara bersama-sama," katanya.

Sedangkan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang hadir dalam kegiatan tersebut berharap masyarakat dapat mengambil hikmah atas peristiwa tersebut dan tidak lupa bersyukur kepada Allah SWT.

"Peristiwa ini adalah tontonan dan juga tuntunan. Ada pengetahuan yang akan diperoleh masyarakat, namun jangan lupa bersyukur atas kebesaran Allah SWT," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement