Rabu 09 Mar 2016 10:34 WIB

Warga Palembang Gunakan Film Rontgen Saksikan GMT

Menyaksikan gerhana matahari dari balik hasil foto rontgen
Foto: Andi Nur Aminah/Republika
Menyaksikan gerhana matahari dari balik hasil foto rontgen

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Beberapa warga Kota Palembang, ibu kota Sumatra Selatan, menggunakan lembaran film radiologi atau rontgen bekas untuk menyaksikan gerhana matahari total (GMT) Rabu (9/3) pagi. Di sejumlah kelurahan dalam Kecamatan Ilir Barat I dan II Kota Palembang, warga di halaman rumah masing-masing ada yang mengggunakan film itu guna menapis cahaya matahari.

Abdul Azis, salah seorang warga Kelurahan Bukit Lama mengatakan dia menggunakan bahan foto radiologi setelah mendapat informasi yang di siarkan media massa cetak, elektronik, dan media dalam jaringan internet. "Saya kebetulan punya film radiologi bekas lalu memotong-motongnya dan membuat gagang dari kertas. Pada Selasa malam saya membuat empat buah untuk anak dan isteri, karena kami tak mau ketinggalan untuk menyaksikan fenomena alam ini," katanya.

Kreativfitas itu dia sampaikan kepada para tetangganya. Sehingga pada Rabu (9/3) pagi warga sekitar rumahnya sibuk mencari film radiologi bekas, kemudian memotong-memotongnya.

Syamsudin, misalnya, memotong-motong dengan ukuran kecil dan membagikan sebagian kepada warga yang tidak memiliki kaca mata khusus tersebut. "Saya memotong bekas radiologi itu dan membuat gagangnya dengan karet gelang. Daripada tidak pakai kacamata khusus lebih baik menggunakan alat sederhana saja. Toh hanya beberapa menit," katanya.

Sementara itu di Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang yang dipersiapkan pemerintah sebagai lokasi pemantauan bagi tim peneliti, wisatawan dan masyarakat umum, sejak subuh sudah ramai karena berbagai pertunjukan kesenian tradisional juga ditampilkan.

Jembatan Ampera Palembang yang ditutup sejak pukul 00.00 WIB membuat suasana meriah menunggu GMT. Bahkan pihak perhotelan membuat tempat khusus dan hidangan bagi para tamunya baik wisatawan lokal maupun domestik di trotoar jembatan.

GMT hanya beberapa menit terlihat. Setelah itu tertutup awan hitam yang hilang-timbul. Pada saat GMT sekitar pukul 07.30 WIB cuaca Kota Palembang yang semula terang benderang berubah menjadi gelap gulita seperti tengah malam. Fenomena itu terjadi sekitar tiga menit.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement