Rabu 09 Mar 2016 11:34 WIB

Cerita Gerhana Tempo Dulu, JK Sembunyi di Dalam Rumah

Fenomena gerhana matahari total tampak dari Ternate, Maluku Utara, Rabu (9/3).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Fenomena gerhana matahari total tampak dari Ternate, Maluku Utara, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla setelah menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) di Lapangan Sepakbola Kotapulu, Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) berkisah tentang sikapnya saat gerhana matahari tempo dulu. "Dulu waktu gerhana saya sembunyi dalam rumah. Tahun 1983 waktu itu, saya jaga anak saya. Jangan sampai keluar rumah," kata Jusuf Kalla disambut tawa oleh sejumlah wartawan dan pejabat yang hadir di panggung utama pemantauan GMT di Kotapulu, Rabu (9/3) pagi. 

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memilih Kotapulu sebagai tempat pemantauan GMT karena di titik tersebut merupakan titik terlama GMT di Sulteng yakni 2 menit 22 detik.

Selain Wakil Presiden juga hadir sejumlah Menteri Kabinet yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yudi Krisnandi, Menkominfo Rudiantara, Ketua Komisi V DPR RI Muhidin Said dan pengusaha nasional Sofyan Wanandi.Hadir pula sejumlah peneliti dan astronot dari berbagai negara menyaksikan langsung fenomena alam yang langka tersebut.

Jusuf Kalla mengatakan pengetahuan orang dulu dengan sekarang sangat jauh berbeda. Sehingga fenomena alam yang begitu indah, ketika pertistiwa GMT tahun 1983 silam tidak dinikmati.

Waktu itu, Jusuf Kalla mengisahkan dia berjalan di dalam rumah sambil merunduk dan takut melihat ke atas. Dia mengaku khawatir terkena dampak cahaya gerhana matahari.

Keterbelakangan informasi dan pengetahuan ketika itu, Jusuf Kalla mengatakan diperburuk dengan kondisi negara yang cenderung otoriter. Sehingga apa yang disampaikan oleh pejabat negara, itu pula yang ditaati masyarakat.

Menurut Jusuf Kalla, adanya informasi negatif terhadap peristiwa gerhana matahari pada tempo dulu karena akibat belum baiknya pengetahuan masyarakat. "Padahal di negara lain tidak seperti itu," katanya.

Saat ini kata dia, pengetahuan telah berkembag pesat. Sehingga peristiwa gerhana matahari sudah dapat diprediksi dengan tepat termasuk titik koordinat pemantauan. Jusuf Kalla mengatakan gerhana matahari bukanlah sesuatu yang ditakuti dan dikuatirkan. "Ini bukan peristiwa aneh dan mitos. Bukan hal yang perlu ditakutkan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement