REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO -- Sejumlah warga Solok Selatan, Sumatra Barat, kecewa karena tidak bisa menyaksikan fenomena gerhana matahari karena langit di daerah itu tertutup mendung. "Saya sudah siap-siap dengan kamera untuk merekam fenomena alam gerhana matahari ini. Tapi hingga detik-detik terjadinya gerhana hingga puncaknya pada pukul 07.20 WIB, langit masih gelap karena mendung," kata Diki Lesmana, warga Liki, Kecamatan Sangir, di Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, Rabu (9/3).
Dia mengatakan sudah datang ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) Muaralabuh sejak pukul 07.00 WIB. Ketika proses terjadi gerhana, daerah itu tampak gelap serasa seperti petang hari. "Saya sangat berharap bisa melihat gerhana matahari meski pun tidak secara total. Tapi apa boleh buat, langit mendung," ujarnya.
Warga lainnya, Joni mengaku sejak pukul 06.45 WIB sudah bersiap ingin menyaksikan fenomena alam ini. Dia juga telah mempersiapkan kamera untuk mengabadikan gerhana tersebut. "Tapi hingga pukul 08.00 WIB, langit masih tertutup mendung sehingga tidak bisa menyaksikan gerhana matahari," katanya.
Ia menambahkan, meski pun sebagian warga ingin menyaksikan gerhana matahari tersebut, namun tidak banyak yang tetap melaksanakan aktivitas keseharian mereka. "Banyak juga warga di sini yang tidak begitu tertarik untuk melihat gerhana matahari. Mereka lebih memilih ke sawah," sebutnya.
Sementara Dani, warga Sungai Pagu, menyebutkan dirinya lebih memilih melaksanakan Shalat Gerhana di masjid yang tak jauh dari rumahnya. "Apalagi di Sungai Pagu sejak subuh sudah mendung. Lebih baik saya Shalat Gerhana berjamaah di masjid," katanya.
Sejumlah masjid di Kecamatan Sungai Pagu tampak menggelar shalat gerhana matahari. Seperti Masjid Raya Pasar Muaralabuh yang menggelar shalat gerhana sekitar pukul 07.20 WIB.
Menurut informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di ibukota Solok Selatan, Padang Aro, puncak gerhana matahari dapat dilihat pada pukul 07.20.57,3 WIB dengan magnitudo 97,3 persen. Sementara durasi gerhana selama 2 jam 7 menit 22,4 detik.
Sedangkan untuk di Sumatra Barat, hanya dua kabupaten yang mengalami Gerhana Matahari Total (GMT), yakni bagian Selatan Pesisir Selatan tepatnya di Silaut dan bagian Selatan Kepulauan Mentawai di Seai.
GMT di Seai dengan magnitudo totalitas 101,2 persen dan durasi totalitas GMT diperkirakan selama 1 menit 51,6 detik. Sementara untuk Silaut, magnitudo totalitas sebesar 100,2 persen dengan durasi 50,9 detik.